Menteri Perdagangan sekaligus pelaksana tugas Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Irawan Wirjawan mengatakan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bali pada 16-18 November akan ada gelombang investasi dari perusahaan-perusahaan asing.
"Puluhan miliar dolar, ini kesempatan luar biasa," kata Gita Wirjawan, pada konferensi pers ASEAN Business and Investment Summit 2011, di Auditorium Kemendag, Jakarta, Rabu, 9 November 2011.
Gelombang pertama, kata Gita, perusahaan asal Korea Selatan yaitu dari Posco sudah berkomitmen akan investasikan sekitar US$6 miliar, dan Handcooc sekitar US$1,2-1,5 miliar. "Korea besar sekali investasinya," katanya.
Kemudian, gelombang kedua berasal dari India yang sudah sangat berminat menanamkan investasi di Indonesia. Bukan hanya pada sektor sumber daya alam saja, tetapi juga di sektor yang lain.
Gelombang investasi ketiga berasal dari Amerika, yang posisinya saat ini sudah melompat pada kuartal ketiga 2011 menjadi posisi kedua, dari sebelumnya ketiga pada 2010, dan bahkan pada 2009 di luar dari 10 besar negara yang berinvestasi di Indonesia.
"CEO perusahan besar seperti Microsoft, Caterpillar, dan Coca-Cola akan datang ke Bali," kata Gita. "Mereka sudah mengatakan siap investasi."
Selanjutnya, gelombang keempat yang juga besar berasal dari Australia. Di Australia terpadat divisi Coca-Cola yang dinahkodai Tery David, CEO Asia Pasifik dan Australia. Mereka sudah memastikan menanamkan investasi antara US$1,5 - 2 miliar.
Gelombang kelima berasal dari Jepang. Gita menjelaskan investasi dari Jepang misalnya di sektor otomotif yaitu dari Toyota, Daihatsu, Honda, sudah melakukan pembangunan pabrik-pabrik baru dan sudah berinvestasi lebih dari US$1 miliar. "Itu kalau dikumpulkan dari tiga nama perusahaan otomotif," kata Gita.
Selain itu, Gita melanjutkan bahwa pengusaha yang berasal dari Rusia akan membawa delegasi yang cukup besar. Mereka sangat meminati investasi pada sektor transportasi, komoditas, nikel dan smelting. "Mereka sudah katakan pada saya jadi cukup penuh dengan semangat positif," ungkapnya.
Tentunya, kata Gita, gelombang investasi dari negara-negara anggota ASEAN, seperti Singapura sebagai negara tetangga dan investor terbesar akan hadir dengan membawa delegasi dari korporat.
Sumber: Viva News
"Puluhan miliar dolar, ini kesempatan luar biasa," kata Gita Wirjawan, pada konferensi pers ASEAN Business and Investment Summit 2011, di Auditorium Kemendag, Jakarta, Rabu, 9 November 2011.
Gelombang pertama, kata Gita, perusahaan asal Korea Selatan yaitu dari Posco sudah berkomitmen akan investasikan sekitar US$6 miliar, dan Handcooc sekitar US$1,2-1,5 miliar. "Korea besar sekali investasinya," katanya.
Kemudian, gelombang kedua berasal dari India yang sudah sangat berminat menanamkan investasi di Indonesia. Bukan hanya pada sektor sumber daya alam saja, tetapi juga di sektor yang lain.
Gelombang investasi ketiga berasal dari Amerika, yang posisinya saat ini sudah melompat pada kuartal ketiga 2011 menjadi posisi kedua, dari sebelumnya ketiga pada 2010, dan bahkan pada 2009 di luar dari 10 besar negara yang berinvestasi di Indonesia.
"CEO perusahan besar seperti Microsoft, Caterpillar, dan Coca-Cola akan datang ke Bali," kata Gita. "Mereka sudah mengatakan siap investasi."
Selanjutnya, gelombang keempat yang juga besar berasal dari Australia. Di Australia terpadat divisi Coca-Cola yang dinahkodai Tery David, CEO Asia Pasifik dan Australia. Mereka sudah memastikan menanamkan investasi antara US$1,5 - 2 miliar.
Gelombang kelima berasal dari Jepang. Gita menjelaskan investasi dari Jepang misalnya di sektor otomotif yaitu dari Toyota, Daihatsu, Honda, sudah melakukan pembangunan pabrik-pabrik baru dan sudah berinvestasi lebih dari US$1 miliar. "Itu kalau dikumpulkan dari tiga nama perusahaan otomotif," kata Gita.
Selain itu, Gita melanjutkan bahwa pengusaha yang berasal dari Rusia akan membawa delegasi yang cukup besar. Mereka sangat meminati investasi pada sektor transportasi, komoditas, nikel dan smelting. "Mereka sudah katakan pada saya jadi cukup penuh dengan semangat positif," ungkapnya.
Tentunya, kata Gita, gelombang investasi dari negara-negara anggota ASEAN, seperti Singapura sebagai negara tetangga dan investor terbesar akan hadir dengan membawa delegasi dari korporat.
Sumber: Viva News
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Banyak Atas Komentarnya... Jangan Lupa Baca Artikel Yang Lain Ya.... :)