Berikut kami berikan beberapa langkah agar Anda bebas waswas:
1. Miliki kartu kredit sesuai pendapatan
Asosiasi Kartu Kredit Indonesia menyatakan bahwa 265 ribu kartu kredit akan ditutup atau ditarik tahun ini terkait kebijakan pemerintah. Hal ini berkaitan dengan isu pendapatan pemegang kartu kredit.
Jika pendapatan Anda hanya sekitar Rp3-10 juta, pastikan Anda maksimal hanya memilik dua kartu kredit. Semakin sedikit jumlah kartu kredit, semakin mudah Anda memonitor transaksi. Sehingga apabila ada transaksi yang mencurigakan, Anda dapat segera melaporkannya ke bank.
Bagi Anda yang memiliki pendapatan di bawah Rp3 juta per bulan, kami tidak menganjurkan Anda untuk memiliki kartu kredit.
2. Simpan nomor PIN
Ingat baik-baik nomor PIN Anda. Musnahkan dokumen yang berisi kode PIN segera setelah Anda mengingat PIN tersebut.
Simpan juga fotokopi atau catatan nomor kartu kredit Anda terpisah dari dompet yang selalu Anda bawa. Jangan beritahukan kepada orang lain, bahkan jangan meminjamkan kartu kredit Anda kepada siapa pun.
Gantilah PIN Anda secara berkala, dan tutupi dengan tangan ketika Anda mengetikkan PIN saat melakukan pembayaran.
3. Rajin memeriksa statement bulanan
Statement bulanan adalah hal penting lainnya untuk Anda cermati. Cocokkan setiap slip pengeluaran Anda dengan statement yang dikeluarkan oleh penyedia kartu kredit. Jangan abaikan informasi transaksi yang dikeluarkan pihak bank.
Pemeriksaan ini sangat efektif untuk mengontrol pengeluaran Anda. Apabila Anda mendapatkan transaksi yang tidak sesuai dengan slip yang Anda miliki, bekerja samalah dengan pihak bank untuk menyelidikinya. Jangan panik bila pada akhirnya bank memutuskan untuk menutup kartu kredit Anda.
Penutupan kartu semata-mata untuk menghindarkan Anda dari praktik pencurian uang. Setelah itu, biasanya pihak bank akan menawarkan pencetakan ulang kartu kredit dengan nomor yang berbeda.
4. Hindari transaksi dengan komputer umum
Memasukkan informasi pribadi lewat komputer umum seperti warnet dan komputer di perpustakaan, sangat beresiko. Data Anda di komputer umum dapat dilacak orang yang tidak bertanggung jawab karena tidak seluruhnya terhapus dari sistem komputer.
Pergunakan komputer yang hanya digunakan secara terbatas. Pastikan juga keamanan komputer Anda dengan firewall serta anti virus untuk mencegah orang yang tidak bertanggung jawab mengambil data dari komputer Anda lewat program worm atau trojan.
5. Lindungi nomor CVC anda
CVC (Card Verification Code) adalah tiga nomor terakhir yang tertera di belakang kartu kredit Anda. Saat bertransaksi online, biasanya Anda akan diminta memasukkan nomor CVC. Jangan sembarangan memasukkan nomor CVC. Akan cukup membahayakan apabila Anda sembarangan bertransaksi, sebab CVC adalah celah bagi orang lain untuk mencuri nomor dan akses kartu Anda.
Bertransaksilah di website yang terpercaya dan mempunyai sistem keamanan yang kuat. Indikator website terpercaya antara lain dengan adanya logo “Verisign”.
6. Minta nomor kartu kredit virtual
Beberapa bank penerbit kartu kredit akan dengan senang hati membantu transaksi belanja Anda dengan memberikan pelayanan kartu kredit virtual. Nomor ini adalah nomor sementara, bukan nomor asli kartu kredit Anda. Gunanya tentu untuk mencegah penipuan kartu kredit lewat transaksi online. Nomor kartu kredit virtual ini biasanya hanya untuk sekali pakai.
Hubungi segera pihak bank apabila Anda menemukan kejanggalan dalam transaksi Anda. Semakin cepat Anda melaporkan penemuan tersebut, semakin cepat pula bank membantu Anda. Termasuk di dalamnya memblokir kartu yang terindikasi tidak aman, serta mengirimkan formulir sanggahan transaksi.
Selamat bertransaksi dengan kartu kredit! Pergunakanlah kartu kredit Anda dengan bijak.
Sumber: Vivanews
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Banyak Atas Komentarnya... Jangan Lupa Baca Artikel Yang Lain Ya.... :)