DETIKPOS.net - Perairan Laut Sawu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam kawasan segitiga emas karang dunia (the coral triangle) yang memiliki keanekaragaman hayati dan terumbu karang yang tersebar luas berikut berbagai spesies yang hidup.
Perairan itu juga sebagai perlintasan bagi 14 jenis ikan paus dan habitat bagi lumba-lumba, duyung, ikan pari manta, dan penyu, serta merupakan jalur utama pelayanan nasional.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan NTT Ana Salean, di Kupang, Senin (29/6), mengatakan, sebagai the coral triangle, Laut Sawu menyimpan lebih dari 65 persen potensi lestari sumber daya ikan, tetapi juga menyimpan persoalan, seperti perusakan karang.
Menurut Ana Salean, praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dengan menggunakan racun, pengeboman ikan, serta eksploitasi pasir dan karang di kawasan pesisir mengakibatkan lingkungan rusak.
Taman Nasional Perairan Laut Sawu meliputi kawasan seluas 3,5 juta hektar yang dibagi atas dua zona, wilayah Selat Sumba dan sekitarnya seluas 567.165,64 hektar dan wilayah Pulau Sabu, Rote, Timor dan Batek seluas lebih 2,9 juta hektar.
Pemerintah Kabupaten Alor pada Maret lalu juga telah menetapkan kawasan konservasi perarian daerah seluas 400.000 hektar menjadi jejaring kawasan sehingga total areal konservasi di Laut Sawu menjadi 3,9 juta hektar lebih.
Direktur Konservasi dan Taman Laut Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Departemen Perikanan dan Kelautan Agus Dermawan mengatakan, Laut Sawu bisa dijadikan basis daerah penangkapan ikan dengan tetap mendorong perlindungan keanekaragaman hayati.
Kawasan ini dikelola sebagai bank penyedia telur dan larva ikan, tempat pembaruan, dan penambahan stok ikan di wilayah konservasi.
Keberadaan Taman Nasional Perairan Laut Sawu sangat penting bagi dunia karena menjadi kawasan konservasi terluas di segitiga emas gugusan karang dunia, tempat bagi beraneka ragam biota laut hidup dan berkembang.
Oleh karena laut Sawu sebagai jalur pelayaran nasional, para pemangku kepentingan yang tengah mengikuti workshop soal Laut Sawu akan berperan untuk meningkatkan kesadaran pengguna jalur itu untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Sumber: http://sains.kompas.com/read/xml/2009/06/29/15595531/laut.sawu.masuk.kawasan.segitiga.emas.karang.dunia
Perairan itu juga sebagai perlintasan bagi 14 jenis ikan paus dan habitat bagi lumba-lumba, duyung, ikan pari manta, dan penyu, serta merupakan jalur utama pelayanan nasional.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan NTT Ana Salean, di Kupang, Senin (29/6), mengatakan, sebagai the coral triangle, Laut Sawu menyimpan lebih dari 65 persen potensi lestari sumber daya ikan, tetapi juga menyimpan persoalan, seperti perusakan karang.
Menurut Ana Salean, praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dengan menggunakan racun, pengeboman ikan, serta eksploitasi pasir dan karang di kawasan pesisir mengakibatkan lingkungan rusak.
Taman Nasional Perairan Laut Sawu meliputi kawasan seluas 3,5 juta hektar yang dibagi atas dua zona, wilayah Selat Sumba dan sekitarnya seluas 567.165,64 hektar dan wilayah Pulau Sabu, Rote, Timor dan Batek seluas lebih 2,9 juta hektar.
Pemerintah Kabupaten Alor pada Maret lalu juga telah menetapkan kawasan konservasi perarian daerah seluas 400.000 hektar menjadi jejaring kawasan sehingga total areal konservasi di Laut Sawu menjadi 3,9 juta hektar lebih.
Direktur Konservasi dan Taman Laut Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Departemen Perikanan dan Kelautan Agus Dermawan mengatakan, Laut Sawu bisa dijadikan basis daerah penangkapan ikan dengan tetap mendorong perlindungan keanekaragaman hayati.
Kawasan ini dikelola sebagai bank penyedia telur dan larva ikan, tempat pembaruan, dan penambahan stok ikan di wilayah konservasi.
Keberadaan Taman Nasional Perairan Laut Sawu sangat penting bagi dunia karena menjadi kawasan konservasi terluas di segitiga emas gugusan karang dunia, tempat bagi beraneka ragam biota laut hidup dan berkembang.
Oleh karena laut Sawu sebagai jalur pelayaran nasional, para pemangku kepentingan yang tengah mengikuti workshop soal Laut Sawu akan berperan untuk meningkatkan kesadaran pengguna jalur itu untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Sumber: http://sains.kompas.com/read/xml/2009/06/29/15595531/laut.sawu.masuk.kawasan.segitiga.emas.karang.dunia
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Banyak Atas Komentarnya... Jangan Lupa Baca Artikel Yang Lain Ya.... :)