Liputan6.com, Jakarta : Ekspor CPO (Crude Palm Oil) pada Februari 2010 meningkat 100 ribu ton menjadi 1,16 juta ton, dibandingkan periode yang sama pada 2009 yang berjumlah 1,06 juta ton. Demikian siaran pers yang diterima SCTV dari Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia (GAPKI). Kenaikan ini menunjukkan membaiknya permintaan CPO dunia di tahun 2010. Mulai pulihnya perekonomian dunia tentu saja menjadi faktor pendorong utama permintaan dunia terhadap minyak sawit.
Pada Februari 2010, Gapki mencatat ekspor CPO dan produk turunannya berdasarkan negara tujuan dapat terlihat sebagai berikut; Bangladesh sebanyak 49.949 ton, Cina sebesar 146.851 ton, penjualan ke Eropa mencapai 328.587 ton, India berjumlah 373.457 ton, Amerika Serikat sebanyak 29.377 ton dan negara lain sebanyak 232.495 ton.
Walau demikian, ekspor CPO dan produk turunannya pada Februari ini lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2010 yang mencapai 1,203 juta ton.
Dalam catatan Gapki, penurunan ini memang pola yang biasa terjadi di awal tahun, yakni ekspor Januari lebih tinggi ketimbang Februari. Contohnya saja, ekspor Januari 2009 sebesar 1,141 juta ton sementara Februari 2009 sebanyak 1,06 juta ton.
Merosotnya ekspor CPO Februari ini sebenarnya tak terkait dengan tindakan Unilever dan Nestle yang menghentikan pembelian CPO dari PT Smart maupun Duta Palma. Sebab, produk CPO Indonesia masih dapat dialihkan ke pembeli lain. Meski demikian, kejadian ini dapat berimbas negatif dengan memburuknya citra sawit Indonesia di mata dunia.
Di tahun ini, Gapki mencatat permintaan dari konsumen utama CPO seperti India dan Cina tetap menguat, lantaran efek El Nino yang mempengaruhi hasil pertanian kedua negara tersebut. (Gpki)
Sumber: Liputan6.com
Pada Februari 2010, Gapki mencatat ekspor CPO dan produk turunannya berdasarkan negara tujuan dapat terlihat sebagai berikut; Bangladesh sebanyak 49.949 ton, Cina sebesar 146.851 ton, penjualan ke Eropa mencapai 328.587 ton, India berjumlah 373.457 ton, Amerika Serikat sebanyak 29.377 ton dan negara lain sebanyak 232.495 ton.
Walau demikian, ekspor CPO dan produk turunannya pada Februari ini lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2010 yang mencapai 1,203 juta ton.
Dalam catatan Gapki, penurunan ini memang pola yang biasa terjadi di awal tahun, yakni ekspor Januari lebih tinggi ketimbang Februari. Contohnya saja, ekspor Januari 2009 sebesar 1,141 juta ton sementara Februari 2009 sebanyak 1,06 juta ton.
Merosotnya ekspor CPO Februari ini sebenarnya tak terkait dengan tindakan Unilever dan Nestle yang menghentikan pembelian CPO dari PT Smart maupun Duta Palma. Sebab, produk CPO Indonesia masih dapat dialihkan ke pembeli lain. Meski demikian, kejadian ini dapat berimbas negatif dengan memburuknya citra sawit Indonesia di mata dunia.
Di tahun ini, Gapki mencatat permintaan dari konsumen utama CPO seperti India dan Cina tetap menguat, lantaran efek El Nino yang mempengaruhi hasil pertanian kedua negara tersebut. (Gpki)
Sumber: Liputan6.com
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Banyak Atas Komentarnya... Jangan Lupa Baca Artikel Yang Lain Ya.... :)