Mesir - KEKERASAN di ibukota Mesir Kairo terus berlanjut dan sekarang memasuki hari ketiga.
Beberapa kelompok anak muda yang menentang pemerintah militer pada hari Minggu (18/12) bentrok dengan polisi di Lapangan TahGir.
Mereka melempari polisi antihuru-hara dengan batu. Namun kali ini tidak separah insiden sebelumnya di mana mereka terlibat bentrok dengan tentara.
Sejak kekerasan terbaru pecah hari Jumat (16/12), diketahui setidaknya 10 orang tewas sementara ratusan lainnya luka-luka.
Kekerasan di Mesir membayangi pemilu parlemen pertama sejak tumbangnya Presiden Mubarak Februari lalu.
Pipa Minyak Meledak
Sejumlah pengamat mengatakan bahwa demonstrasi ini menunjukkan terpecahnya masyarakat Mesir.
Sejumlah aktivis marah dengan pemerintah militer yang sepertinya tidak ingin melepaskan kekuasaan, namun tidak sedikit pula yang mendukung pemerintah, dengan alasan pemerintah perlu dukungan dalam periode sulit seperti saat ini.
Banyak pihak marah dengan pembakaran kantor milik pemerintah, Institut Mesir, di dekat lokasi kerusuhan.
Gedung tersebut menyimpan arsip-arsip penting, banyak di antaranya berusia 200 tahun, yang sekarang hancur. Dan dokumen-dokumen yang terbakar berceceran di jalan.
Dalam insiden terpisah sejumlah orang meledakkan pipa minyak di Gurun Sinai yang memasok gas alam untuk Israel dan Yordania.
Seorang pejabat keamanan mengatakan tidak ada kebakaran dalam kejadian ini dan aliran gas melalui pipa telah dihentikan.
Sumber: Pelita Online
Beberapa kelompok anak muda yang menentang pemerintah militer pada hari Minggu (18/12) bentrok dengan polisi di Lapangan TahGir.
Mereka melempari polisi antihuru-hara dengan batu. Namun kali ini tidak separah insiden sebelumnya di mana mereka terlibat bentrok dengan tentara.
Sejak kekerasan terbaru pecah hari Jumat (16/12), diketahui setidaknya 10 orang tewas sementara ratusan lainnya luka-luka.
Kekerasan di Mesir membayangi pemilu parlemen pertama sejak tumbangnya Presiden Mubarak Februari lalu.
Pipa Minyak Meledak
Sejumlah pengamat mengatakan bahwa demonstrasi ini menunjukkan terpecahnya masyarakat Mesir.
Sejumlah aktivis marah dengan pemerintah militer yang sepertinya tidak ingin melepaskan kekuasaan, namun tidak sedikit pula yang mendukung pemerintah, dengan alasan pemerintah perlu dukungan dalam periode sulit seperti saat ini.
Banyak pihak marah dengan pembakaran kantor milik pemerintah, Institut Mesir, di dekat lokasi kerusuhan.
Gedung tersebut menyimpan arsip-arsip penting, banyak di antaranya berusia 200 tahun, yang sekarang hancur. Dan dokumen-dokumen yang terbakar berceceran di jalan.
Dalam insiden terpisah sejumlah orang meledakkan pipa minyak di Gurun Sinai yang memasok gas alam untuk Israel dan Yordania.
Seorang pejabat keamanan mengatakan tidak ada kebakaran dalam kejadian ini dan aliran gas melalui pipa telah dihentikan.
Sumber: Pelita Online
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Banyak Atas Komentarnya... Jangan Lupa Baca Artikel Yang Lain Ya.... :)