Hafiz Online - SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) merupakan program pemerintah Jepang yang mempromosikan kolaborasi penelitian internasional yang menargetkan isu-isu global dengan melibatkan kemitraan antara peneliti di Jepang dan peneliti di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Proyek SATREPS diharapkan membuahkan hasil dan potensi untuk pemanfaatan praktis, serta dapat meningkatkan kapasitas penelitian di negara berkembang.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar saat menghadiri “On the Friends of SATREPS (FOS) Workshop and Launching of Multi Parameter Radar and INA TRITON Buoy”yang digelar di Gedung II BPPT Ruang Komisi Utama Lantai 3, Jakarta, pada senin , 12 Maret 2012.
Dua radar yang diperkenalkan yaitu Multi Radar Parameter (MPR) dan TRITON INA Bouy yang telah diluncurkan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta bertempat BPPT. Multi Radar Parameter (MPR) bisa memberikan resolusi yang lebih baik dalam 100 distribusi curah hujan lebih dari 150 m cakupan kilometer.
“Alat ini akan sangat membantu kita untuk mengidentifikasi skala kecil proses fisik memiliki dampak kerusakan kepada masyarakat,” ujar Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta mengatakan, workshop ini merupakan forum yang baik untuk mensosialisasikan ilmu yang sedang berlangsung dan kemitraan teknologi antara BPPT dan JAMSTEC kepada masyarakat di Indonesia.
“Melalui kemitraan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sebuah proyek bersama yang dapat menghasilkan upaya untuk mencegah potensi bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim jangka pendek di kedua negara akan dilakukan,” kata Menegristek.
Proyek ini juga diharapkan dapat menghasilkan beberapa upaya yang dapat berkontribusi pada promosi kedua negara dalam masyarakat internasional melalui peningkatan prediksi yang akurat dari iklim global dengan menyediakan data pengamatan dan hasil karya ilmiah.
Menegristek juga melalui kemitraan tersebut dapat dikembangkan “Maritime Continent Center of Excellence” di Indonesia. Lembaga-lembaga seperti LAPAN, LIPI, BMKG dapat didorong untuk mengembangkannya.
Hal ini sejalan dengan program utama Kementerian Ristek yaitu Sistem Inovasi Nasional yang mendorong interaksi antara para pelaku yang terlibat dalam perekonomian seperti pengembang, pengguna dan perantara teknologi untuk meningkatkan daya saing dan jasa produksi Indonesia.
Kolaborasi R&D antaraIndonesia dan peneliti Jepang menerima 10% dari program SATREPS secara total. Menegristek berharap akan ada lebih R&D kolaborasi lagi di masa depan, oleh karena itu Menegristek mendorong untuk para peneliti Indonesia di BPPT, LIPI, LAPAN, BMKG, Univeristas, dan lainnya untuk menemukan pasangan mereka di Jepang dan mengajukan proposal untuk JST di Jepang dan departemen riset dan teknologi di Indonesia.
Hadir dalam acara tersebut, Deputi Bidang Relevansi dan Produktifitas IPTEK, Teguh Rahardjo, Asisten Deputi Jaringan Media, Sri Setiawati dan sejumlah undangan lainnya.
Sumber: Ristek
Hal itu dikemukakan oleh Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar saat menghadiri “On the Friends of SATREPS (FOS) Workshop and Launching of Multi Parameter Radar and INA TRITON Buoy”yang digelar di Gedung II BPPT Ruang Komisi Utama Lantai 3, Jakarta, pada senin , 12 Maret 2012.
Dua radar yang diperkenalkan yaitu Multi Radar Parameter (MPR) dan TRITON INA Bouy yang telah diluncurkan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta bertempat BPPT. Multi Radar Parameter (MPR) bisa memberikan resolusi yang lebih baik dalam 100 distribusi curah hujan lebih dari 150 m cakupan kilometer.
“Alat ini akan sangat membantu kita untuk mengidentifikasi skala kecil proses fisik memiliki dampak kerusakan kepada masyarakat,” ujar Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta mengatakan, workshop ini merupakan forum yang baik untuk mensosialisasikan ilmu yang sedang berlangsung dan kemitraan teknologi antara BPPT dan JAMSTEC kepada masyarakat di Indonesia.
“Melalui kemitraan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sebuah proyek bersama yang dapat menghasilkan upaya untuk mencegah potensi bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim jangka pendek di kedua negara akan dilakukan,” kata Menegristek.
Proyek ini juga diharapkan dapat menghasilkan beberapa upaya yang dapat berkontribusi pada promosi kedua negara dalam masyarakat internasional melalui peningkatan prediksi yang akurat dari iklim global dengan menyediakan data pengamatan dan hasil karya ilmiah.
Menegristek juga melalui kemitraan tersebut dapat dikembangkan “Maritime Continent Center of Excellence” di Indonesia. Lembaga-lembaga seperti LAPAN, LIPI, BMKG dapat didorong untuk mengembangkannya.
Hal ini sejalan dengan program utama Kementerian Ristek yaitu Sistem Inovasi Nasional yang mendorong interaksi antara para pelaku yang terlibat dalam perekonomian seperti pengembang, pengguna dan perantara teknologi untuk meningkatkan daya saing dan jasa produksi Indonesia.
Kolaborasi R&D antaraIndonesia dan peneliti Jepang menerima 10% dari program SATREPS secara total. Menegristek berharap akan ada lebih R&D kolaborasi lagi di masa depan, oleh karena itu Menegristek mendorong untuk para peneliti Indonesia di BPPT, LIPI, LAPAN, BMKG, Univeristas, dan lainnya untuk menemukan pasangan mereka di Jepang dan mengajukan proposal untuk JST di Jepang dan departemen riset dan teknologi di Indonesia.
Hadir dalam acara tersebut, Deputi Bidang Relevansi dan Produktifitas IPTEK, Teguh Rahardjo, Asisten Deputi Jaringan Media, Sri Setiawati dan sejumlah undangan lainnya.
Sumber: Ristek
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Banyak Atas Komentarnya... Jangan Lupa Baca Artikel Yang Lain Ya.... :)