handphone-tablet

Monday 21 September 2009

Candi Tersembunyi di Tanah Sunda

Candi Cangkuang terdapat di tengah sebuah situ (danau) alami di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Tempat ini berketinggian 600 meter di atas permukaan laut yang dilingkungi pegunungan, yakni Gunung Haruman, Pasir Kadaleman, Pasir Gadung, Guntur, Malang, Mandalawangi, dan Kaledong.

Candi peninggalan agama Hindu pada abad ke-8 ini terletak di tengah danau sehingga terlihat unik. Candi ini juga yang pertama kali ditemukan serta merupakan satu-satunya candi Hindu di tanah Sunda. Masyarakat sekitar candi menyebutnya Candi Cangkuang. Nama ini diambil dari rumpun pohon cangkuang (Pandanus furcatus) yang tumbuh subur di areal candi pada zaman dulu.

Candi Cangkuang ditemukan pertama kali pada Desember 1966 oleh Uka Tjandrasasmita (anggota Tim Penulisan Sejarah Jawa Barat) berdasarkan laporan Vorderman (1893) tentang sisa-sisa arca Dewa Siwa serta makam leluhur Arif Muhammad di daerah Cangkuang.

Selain candi, tim peneliti juga menemukan sejumlah artifak di lokasi candi yang berasal dari empat masa kebudayaan, yakni neolitikum, megalitikum, Hindu, dan Islam. Pada Pelita II yakni tahun 1974 sampai 1977, rekonstruksi candi dapat diselesaikan. Bentuk bangunan Candi Cangkuang sangat sederhana, yakni terbuat dari batu andesit tanpa relief apa pun. Tinggi candi 8,5 meter (m) dengan bangunan kaki seluas 4,5 m x 4,5 m. Candi ini memiliki satu bilik dengan pintu menghadap ke timur.

Di dalam candi terdapat arca Siwa setinggi 62 cm. Meskipun kondisinya masih kurang baik namun dapat menggugurkan pendapat umum yang berkembang selama ini bahwa di Jawa Barat tidak ada candi. Dan kebanyakan orang mengenal kota Garut, Jawa Barat, sebatas produksi penganan dodolnya. Candi Cangkuang terdapat di tengah sebuah situ (danau) alami di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat.

Tempat ini merupakan sebuah lembah dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut yang dilingkungi pegunungan, yakni Gunung Haruman, Pasir Kadaleman, Pasir Gadung,Guntur, Malang, Mandalawangi, dan Kaledong. Dari pusat kota Garut, tempat ini berjarak sekitar 17 km. Tidak jauh dari alun-alun (lapangan pusat kota), dari arah Bandung menuju Tasikmalaya, di pinggir jalan ada papan berwarna hijau petunjuk jalan juga bertuliskan Candi Cangkuang, lengkap dengan arah tanda panahnya.

Bersama sahabat saya, Mono, langsung membelokkan mobil ke kiri. Di mulut jalan terdapat barisan dokar yang biasa ditarik seekor kuda, kami pun memperlambat laju kendaraan karena jalan yang pas tak terlalu lebar. Perjalanan yang mengasyikkan, di kiri dan kanan sejauh mata memandang disuguhi pemandangan hijau padi di sawah yang berundak-undak.

Akan tetapi jangan terlena, tetaplah berhati-hati karena jalan aspal yang terkadang berlubang. Kira-kira sudah menempuh 13 km, kami bertemu pertigaan jalan, saat itu menurut kami petunjuk jalan yang tak sepenuhnya menuntun. "Maaf, Pak, kalau mau ke Candi Cangkuang lurus atau ke kanan," tanya saya kepada seorang bapak yang saat itu sedang merawat sawahnya.

Si bapak pun dengan ramah menunjukkan arah tujuan kami. Jadi, tidak perlu khawatir salah jalan karena penduduk di sana sangat ramah dan akan menunjukkan arah tujuan kita. Kami pun sempat berhenti di sebuah lapangan kecil yang tempatnya agak tinggi dan kami dapat melihat kompleks candi Cangkuang yang berada di tengah danau dari atas.

Setelah itu, kami lanjutkan perjalanan sambil mencari tempat yang memungkinkan untuk parkir kendaraan. Kira-kira 2 km kami temukan lahan agak luas dan kami titipkan sementara pada penduduk setempat. Lalu, lanjut lagi perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri danau.

Di sekitaran danau, kami melihat rumah-rumah yang khas dan penduduk setempat yang sedang mencari ikan dengan jala atau pancing. Setelah kira-kira berjalan kaki sejauh 1 km, kita akan bertemu sebuah rumah beranyaman bambu, tak lain tempat pengelola wisata Candi Cangkuang, sekaligus loket pembayaran masuk plus sewa rakit untuk menyeberang danau.

"Namun, kenapa kendaraan kita tidak parkir saja di dekat sini," ucap Mono sambil tertawa geli. Dan memang, di dekat kawasan loket tersedia lahan parkir untuk kendaraan. Kami pun harus kembali berjalan ke tempat semula mobil yang kami titipkan kepada penduduk dan memindahkannya ke lahan parkir dekat loket. Sebenarnya, kami menempuh jalan yang salah kalau ingin sampai dengan berkendaraan mobil.

Penduduk setempat pun mengatakan bahwa ada dua jalur alternatif, jalur pendek tidak dapat dilalui dengan kendaraan roda empat sepenuhnya dan jalur yang kedua, jalur yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat sampai lokasi (loket pintu masuk penyeberangan).

Meski ulah kami yang salah jalan itu, lelah pun tak terasa karena kami sempat mampir di salah satu warung kecil milik penduduk setempat untuk rehat sejenak sambil menyeruput kopi hangat, ditemani udara dingin nan sejuk dan memanjakan mata melihat danau. Sebagai saran untuk mudahnya menuju objek Candi Cangkuang, lebih baik menggunakan kendaraan pribadi, karena cukup jauh dari jalan utama, dan bila menggunakan angkutan umum tentu akan sulit.

Dan untuk masuk komplekS candi, kita harus menyeberangi danau dengan menggunakan rakit yang telah disediakan pihak pengelola, sekitar Rp3.000 per orang. Dengan tiket masuk yang cukup murah yaitu Rp2.000 (dewasa) dan untuk anak-anak cukup Rp1.000 per orang. Kompleks candi itu berbentuk seperti pulau kecil dan cukup berkeliling candi dengan berjalan kaki saja.

Di Kota Garut, penginapan sangat banyak. Untuk lebih dekat dengan candi, anda dapat memilih penginapan yang berada di Cipanas, Garut. Di sana terdapat berbagai macam hotel. Harga mulai kisaran Rp75.000-2.000.000. Selain itu, tidak perlu bingung mencari tempat makan di Garut, karena terdapat beragam jenis restoran, mulai khas Sunda sampai dengan macam masakan lainnya.

Menjelang sore, diputuskan meninggalkan Kampung Pulo. Tempatnya yang nyaman membuat kami tak ingin beranjak pulang. (oleh: Roy Rubianto)
http://lifestyle.okezone.com/read/2009/07/18/25/239981/25/candi-tersembunyi-di-tanah-sunda

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Banyak Atas Komentarnya... Jangan Lupa Baca Artikel Yang Lain Ya.... :)

fashion wanita