handphone-tablet

Friday 30 October 2009

RI Tambah Pasukan ke Lebanon

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indoensia menambah pasukan militernya untuk bergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL), guna mendukung stabilitas keamanan di wilayah tersebut.

Tambahan pasukan TNI itu dinamakan Kompi Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-C1/UNIFIL yang terdiri atas 150 orang. Keberangkatan mereka dilakukan dalam sebuah upacara militer di Jakarta, Jumat.

Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya Didik Heru Purnomo yang memimpin upacara keberangkatan, mengatakan, penambahan pasukan TNI ke Lebanon Selatan itu sesuai dengan permintaan PBB berdasar situasi keamanan di Lebanon Selatan.

"Dengan tambahan tersebut, maka jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL menjadi 1,000 personel. Ke-850 pasukan TNI terdahulu telah menjalankan misi perdamaian selama satu tahun," katanya.

Karena itu, lanjut Didik, TNI tengah mempersiapkan pasukan pengganti bagi ke-850 orang terdahulu. "Semua sesuai ketentuan PBB," ujar Didik menegaskan.

Ia mengatakan, penugasan TNI ke mancanegara untuk bergabung dalam misi perdamaian PBB merupakan kehormatan sekaligus kepercayaan kepada bangsa Indonesia umunya dan TNI khususnya.

"Hal itu sejalan dengan kinerja dan berbagai prestasi yang telah ditunjukkan prajurit TNI yang sebelumnya telah bergabung dalam misi PBB di sejumlah wilayah konflik termasuk di Lebanon," katanya.

Karena itu, junjung tinggi kehormatan dan kepercayaan dunia internasional terhadap bangsa Indonesia dan TNI, melalui misi perdamaian ini, ujar Didik mengingatkan.(*)

Sumber: Antara.com


Sunday 25 October 2009

Pasukan Polri Kontingen Terbaik di Sudan

Jakarta (ANTARA News) - Pasukan Polri "Forced Police Unit" atau FPU Indonesia I A yang bertugas di Darfur, Sudan, mendapatkan penghargaan sebagai kontingen terbaik dari "Police Commisioner".

"Pasukan FPU Indonesia I A telah mendapat pujian dan penghargaan dari komisioner polisi," kata Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Sulistyo Ishak di Jakarta, Jumat.

FPU Indonesia I A adalah kontingen Polri pertama yang ditugaskan di Darfur, Sudan, berdasarkan perintah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1769 tertanggal 31 Juli 2007.

Mandat tersebut diberikan kepada "United Nations African Mission in Darfur" atau UNAMID dengan perintah menggelar operasi pasukan perdamaian gabungan antara PBB dan Uni Afrika dengan kekuatan 25.987 personil terdiri dari berbagai unsur negara.

Sulistyo mengatakan FPU Indonesia I A telah kembali ke Tanah Air setelah bertugas selama kurang lebih satu tahun sejak 12 Oktober 2008 hingga 19 Oktober 2009.

Sulistyo menuturkan penghargaan terbaik bagi FPU Indonesia I A menandakan penilaian tertinggi dunia internasional terhadap peran aktif Indonesia khususnya Polri pada proses perdamaian di Sudan.

Penghargaan disampaikan dalam bentuk surat dari Kepala Kepolisian UNAMID, Micheal Fryer.

Kepala Kepolisian UNAMID menyatakan surat penghargaan mempresentasikan sikap negara Indonesia terhadap komitmen internasional untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan di Sudan.

Micheal Fryer juga berterimakasih kepada Polri karena keberanian, kesabaran dan ketekunannya menjaga ketertiban sehingga tercipta pemulihan perdamaian secara perlahan dan lancar di Sudan.

Jumlah pasukan perdamaian FPU Indonesia I A mencapai 140 orang yang dipimpin Komisaris Besar Pol Johni Asadoma, setelah selesai tugas kemudian Polri memberangkatkan kembali FPU Indonesia II.

Polri mengirimkan pasukan perdamaian keduanya sebanyak 150 personil terdiri dari 140 personil FPU II dan 10 orang "advisor team" yang diberangkatkan pada Jumat (16/10).

Misi pengamanan Afrika di Darfur sudah berlangsung sejak 1 Januari 2008 dengan melibatkan 19.555 personil militer dari Afrika, 3.772 anggota kepolisian dan 19 FPU dengan jumlah personil 140 orang per FPU. (*)

Sumber: Antaranews.com

Racun Makanan Dapat Sebabkan Kanker Hati

Los Angeles (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Racun yang dihasilkan oleh jamur pada padi-padian dapat mengakibatkan kanker hati jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, kata sejumlah peneliti di University of California, Irvine (UCI).

"Mengejutkan betapa besar jamur ini dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat," kata Sheryl Tsai, pembantu profesor bidang sains farmasi dan biokimia, sebagaimana dikutip oleh satu studi yang disiarkan di dalam jurnal "Nature", Kamis.

Itu adalah untuk pertama kali ilmuwan telah menemukan apa yang memicu pembentukan racun, yang dapat mengarah kepada metode pembatasan produksinya.

Menurut beberapa laporan, sebanyak 4,5 miliar orang di negara berkembang sangat terpajan terhadap sangat banyak racun itu, yang disebut "aflatoxin", yang seringkali ratusan kali lebih tinggi dari ambang batas aman.

Di beberapa negara, gabungan "aflatoxin" dan pajanan virus hepatitis B meningkatkan kemungkinan munculnya kanker liver sampai 60 kali, dan penyebab kanker yang berkaitan dengan racun jadi 10 persen dari semua kematian di negara-negara tersebut.

Tsai, mahasiswa Strata 1 Tyler Korman dan mahasiswa Oliver Kamari-Bidkorpeh, bersama dengan para peneliti dari Johns Hopkins University, menemukan bahwa satu protein yang disebut PT penting bagi "aflatoxin" untuk terbentuk pada jamur.

Tsai mengatakan protein PT adalah kunci untuk membentuk racun. Dengan pengetahuan itu, para ilmuwan dapat membasmi PT dengan obat, dan menghalangi kemampuan jamur untuk membuat "aflatoxin"

"Aflatoxin" dapat menjajah dan mencemari kacang dan padi-padian sebelum panen atau selama penyimpanan. U.S. Food & Drug Administration menganggapnya sebagai pencemar makanan yang tak dapat dihindari tapi menetapkan batas maksimum yang diizinkan.

Cara pencemaran tradisional ialah menghancurkan jamur daripada hanya PT, tapi itu mahal dan menelan biaya ratusan juta dolar AS di seluruh dunia.

Para peneliti menyatakan temua itu akan mengarah kepada peningkatan pemahaman mengenai bagaimana "aflatoxin" mengakibatkan kanker hati pada manusia.

Temuan tersebut juga memberi pemahaman mengenai mekanisme produksi "carcinogen" serta yang kelihatan kecil tetapi sebenarnya melemahkan manusia yang dapat menjadi sasaran bagi generasi baru inhibitor.(*)

Sumber: Antaranews.com

Satelit Buatan Mahasiswa Indonesia Diluncurkan 2012

Surabaya (ANTARA News) - Satelit mini atau nano-satelit buatan mahasiswa Indonesia akan diluncurkan pada tahun 2012, karena pembahasan antarmahasiswa UGM, ITB, ITS, UI, dan PENS ITS serta mahasiswa Indonesia di luar negeri sudah dimulai. "Mulai tahun ini (2009), kami melakukan serangkaian pertemuan dengan mahasiswa dari berbagai kampus," kata peneliti asal Indonesia di TU Delft Belanda, Dedy H.B. Wicaksono, PhD., di Surabaya, Senin. Di sela-sela Lokakarya INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research & Education) di PENS ITS, ia mengatakan pertemuan akan berlanjut dengan penelitian secara intensif di Belanda atau di Indonesia. "INSPIRE merupakan forum pertemuan antarmahasiswa dengan berbagai stakeholder dari pemerintah dan lembaga riset untuk mendorong penguasaan teknologi satelit sejak kalangan mahasiswa," katanya. Alumnus Teknik Fisika ITB Bandung (S1) pada tahun 1934-1998 itu menyatakan Indonesia sangat membutuhkan satelit untuk peta hutan, perikanan, bencana alam, kepulauan, kriminalitas laut, dan sebagainya. "Kita sudah memiliki Satelit Palapa dan usianya sudah 30 tahunan. Teknologinya dibuat di luar negeri, sehingga devisa negara akan tersedot keluar dan kita akhirnya tidak memiliki kemandirian," kata alumnus Tokyo University of Technology (S2) itu. Menurut alumnus TU Delft Belanda (S3) itu, satelit yang besar itu membutuhkan dana yang mahal hingga ratusan miliar atau bahkan triliunan, namun nano-satelit hanya berkisar Rp5 miliar dan satelit mini akan bertahan selama kurun tiga tahunan. "Tidak hanya murah, tapi nano-satelit itu sebenarnya dapat kita kuasai dengan mudah, apalagi di dalamnya sudah ada unsur pendidikan, aspek aplikasi teknologi, dan penelitian lintas keilmuan seperti telekomunikasi, elektronika, energi surya, dan sebagainya," katanya. Oleh karena itu, kata penggagas INSPIRE itu, para dosen dapat mendorong mahasiswa telekomunikasi yang selama ini merumuskan tugas akhir (TA) tentang alat-alat telekomunikasi seperti handphone (HP), namun kini dapat mengarahkan TA pada bidang satelit. "Jadi, pembahasan dapat dilakukan pada tahun 2009, lalu tahun 2010 dengan penelitian intensif, bahkan TU Delft sangat senang bila penelitian dapat dilakukan di Belanda, kemudian tahun 2011 dilakukan persiapan dan tahun 2012 ada peluncuran," katanya. Senada dengan itu, Sekretaris Menkominfo, Dr Eng. Son Kuswadi, menyatakan dana pembuatan nano-satelit hanya Rp5 miliar dan bila dimulai dengan pertemuan, penelitian, hingga akhirnya peluncuran nano-satelit, maka akan dibutuhkan dana sekitar Rp10 miliar. "Pembahasan lewat workshop yang melibatkan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas itu akan kita lakukan dua kali selama tahun 2009, termasuk pembahasan dengan LAPAN, BPPT, IPTN, Departemen Kelautan dan Perikanan," katanya. Setelah itu, kata dosen robotik PENS ITS Surabaya itu, pembahasan intensif untuk aplikasi akan dilakukan di TU Delft Belanda dan di Indonesia hingga tahun 2011. "Tahun 2012 akan kita lakukan peluncuran, apakah peluncuran akan memanfaatkan lembaga sejenis LAPAN di Indonesia yang sudah memiliki lokasi peluncuran roket atau mungkin LAPAN juga sudah siap pada tahun itu," katanya. Ia menambahkan pemanfaatan nano-satelit itu akan diaplikasikan untuk fungsi telekomunikasi di saat bencana alam dan pencegahan pencurian ikan. "Nantinya, bisa juga untuk sensor cuaca," katanya.

Sumber:
Antaranews.com
Liputan6.com

Tuesday 20 October 2009

Pengusaha Indonesia dan Mesir meningkatkan Hubungan Dagang

Duta Besar RI untuk Mesir, A.M. Fachir mendorong pengusaha Indonesia untuk terus melakukan expansi produk-produk ekspornya ke Mesir. Dalam kunjungan ke Pavilion Indonesia tanggal 12 Oktober 2009 di 12th Trade Fair Of OIC Member Countries di Cairo, Mesir, yang diselenggarakan pada tanggal 11 - 16 Oktober 2009, Duta Besar A.M. Fachir kepada para pengusaha Indonesia mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi Mesir yang pada tahun 2008 mencapai 4,7% , ditargetkan akan meningkat di tahun 2009 hingga mencapai 5,5%. Dengan pendapatan GDP perkapita Mesir yang mencapai USD 5.400 (tahun 2008) dan intensifnya pengembangan sektor perumahan/ apartemen, pasar Mesir merupakan potensi bagi berbagai produk ekspor Indonesia, seperti meubel, tekstil dan produk tekstil, alas kaki dan peralatan rumah tangga.

Sebelumnya, pada tanggal 11 Oktober 2009, Duta Besar A.M. Fachir dalam jamuan makan malam untuk para pengusaha dari 7 (tujuh) perusahaan Indonesia yang berpartisipasi pada Pameran Dagang OIC tersebut dan para pengusaha dari 35 perusahaan Mesir yang akan hadir pada Trade Expo Indonesia ke-24, tanggal 28 Oktober – 1 November 2009 di Jakarta menyampaikan bahwa Indonesia dan Mesir memiliki potensi kerja sama di bidang perdagangan yang besar. Sebelum tahun 2007, peningkatan nilai perdagangan hanya sekitar USD 100 juta pertahun, kemudian pada tahun 2008 nilai perdagangan kedua negara dapat ditingkatkan sebesar USD 500 juta dari nilai perdagangan USD 600 juta (2007) menjadi USD 1,1 miliar (2008), dengan surplus untuk Indonesia sebesar USD 580 juta. Karena itu, Dubes A.M. Fachir berharap para pengusaha kedua negara yang hadir dapat mengeksplorasi peluang bisnis bersama. Secara khusus, rencana kunjungan para pengusaha Mesir ke Indonesia menjadi peluang berharga untuk melakukan business matching.

Dalam kesempatan pertemuan itu, Ketua Egyptian-Indonesian Business Council, Mohammad Baraka, pemilik agen di Mesir dari perusahaan Indonesia yang memproduksi ban, glassware dan sebagai investor produk meubel di tanah air mengemukakan bahwa berbisnis dengan Indonesia akan sangat menguntungkan. Selain itu, masih banyak peluang kerjasama bagi pengusaha Mesir dan Indonesia yang dapat dikembangkan. Mohammad Baraka dalam hal ini memuji kualitas produk Indonesia dan menyampaikan kepuasannya dalam menjalin usaha dengan mitranya dari Indonesia. Dalam kaitan upaya meningkatkan kerja sama pengusaha kedua negara, Mohammad Baraka menyampaikan penghargaannya atas peran dan fasilitasi KBRI Cairo khususnya Atase Perdagangan dalam mendorong dan memberi perhatian kepada para pengusaha Mesir yang ingin mengembangkan kerjasama dengan pengusaha Indonesia. Karena itu, dirinya bersama para pengusaha Mesir tersebut di atas akan hadir pada Trade Expo Indonesia ke-24 mendatang.

Sumber: IndonesiaCairo.org

Pengusaha Indonesia Meramaikan 12th OIC Expo di Mesir

Pameran Dagang ke-12 negara-negara anggota Organization of Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) (12th Trade Fair Of OIC Member Countries) telah dibuka di Cairo, Mesir pada tanggal 11 Oktober 2009. Pameran ini akan berlangsung sampai dengan 16 Oktober 2009.

Terdapat tidak kurang dari 7 perusahaan dari Indonesia yang berpartisipasi dan menawarkan berbagai produk seperti wooden doors, plastic houseware, ballpoint pen, marker pen, textile, glass tablewares, serta garment, food & beverages. Perusahaan-perusahaan tersebut yaitu PT Tanamas Furnitura Industria, PT Multiplast Indo makmur, Huacon Industry, UD. Hasil Saw Mill, Ateja Multi Industry, PT Cullet Prima Setia, dan CV Kincai Indah.

Salah satu peserta yaitu dari PT Huacon, produsen ballpoint pen dan marker pen merupakan ‘pemain’ baru di pasar Timur Tengah, terutama di Mesir. Sebelum mengikuti pameran dagang ini PT Huacon telah memiliki mitra dagang/ importir di Mesir. Dengan mengikuti pameran, diharapkan produknya akan semakin dikenal dan mendapat pasar yang lebih luas di negara-negara anggota OKI, khususnya negara-negara di Timur Tengah.

Berbeda dengan PT Huacon, CV Kincai Indah yang memproduksi beberapa barang textile seperti kaus kaki muslimah belum memiliki mitra dagang di Timur Tengah. Namun demikian sejak dimuainya pameran, Herwianto Muchtar CV Kincai Indah mengaku telah mendapatkan beberapa kontak bisnis yang tertarik dengan produk yang dipasarkannya. “Pengusaha yang ikut pameran ini berasal dari negara-negara berpenduduk muslim, jadi tidak sulit menjelaskan produk yang ditawarkan dan mendapatkan calon mitra dagang dari pameran ini,” demikian menurut Herwianto.

Pengusaha Indonesia yang mengikuti pameran merupakan bagian dari sekitar 650 perusahaan dari 32 negara anggota OKI yang berpartisipasi. Pameran yang dikunjungi tidak saja oleh ribuan masyarakat Mesir tetapi juga para pengusaha dari negara-negara lain di luar Mesir ini menjadi media yang cukup strategies dalam mempromosikan dan mencari peluang pasar untuk produk-produk Indonesia yang selama ini belum dikenal luas oleh kalangan usaha di Mesir seperti produk stationary, garment, food & beverages.

Sumber: IndonesiaCairo.org

Pesawat Pengintai Made In Indonesia

Liputan6.com, Tangerang: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 2010 segera mengoperasikan pesawat terbang mini tanpa awak yang disebut Puna sebagai pendukung pertahanan keamanan nasional dan pengintai teroris.

Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan, BPPT sudah melakukan penelitian dan berhasil mengembangkan Puna sebagai pesawat pengintai dari udara terhadap apa yang sedang terjadi di darat dan laut. Puna nantinya akan digunakan oleh militer dan aparat kepolisian Indonesia dalam melakukan penyusupan terhadap aktivitas di daerah rawan konflik. "Puna juga melakukan pengintaian terhadap teroris yang sedang bersembunyi di lokasi yang sulit dijangkau," kata Kusmayanto di Tangerang, Banten, Sabtu (17/10).

Puna juga dilengkapi kamera mini untuk memotret kejadian di lapangan dan melaporkan kepada pihak terkait sebagai barang bukti. Dia mengatakan, Puna saat ini sedang dalam tahap proses pembuatan akhir dan akan dioperasikan pada 2010. "Kita ingin menunjukan Puna buatan peneliti Indonesia bisa digunakan sebagai pendukung keamanan nasional, jadi tidak harus dibeli dari luar negeri," ujar Menristek seperti dikutip ANTARA.

Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan Keamanan BPPT Joko Purwono menyatakan, Puna dapat mencapai ketinggian di udara hingga 120 kilometer. Puna merupakan pesawat otonomos dilengkapi kamera pengintai dan tidak dikontrol melalui remote.

Joko menambahkan, Puna memiliki panjang badan empat meter dan panjang sayap tujuh meter dengan jangkau ketinggian yang cukup di atas udara. "Puna akan diproduksi tahun depan oleh PT Dirgantara Indonesia, untuk saat ini pesawat tersebut sedang dalam proses penyempurnaan,"ujar Joko.

Selain itu, kata Joko, BPPT juga mengembangkan dua pesawat pengintai mini tipe lain yakni pesawat Sriti seberat 10 kilogramdan pesawat pengintai yang dinamai Alap-Alap dengan berat 25 kg, untuk memantau perairan laut Indonesia.(AND)

Sumber: Liputan6.com

Berkeliling Kebun dengan Kereta

Liputan6.com, Bogor: Berkeliling kebun dengan menggunakan kereta. Ini bisa menjadi pilihan Anda saat berlibur menikmati wahana Taman Buah Mekarsari di Cilengsi, Bogor, Jawa Barat. Pemandu wisata di dalam kereta akan menjelaskan kepada para pengunjung tentang buah apa saja di setiap kebun yang dilewati.

Tidak hanya itu, kereta dengan dua gerbong ini bakal berhenti dan meninggalkan Anda di kebun-kebun yang sedang berbuah. Pengunjung pun dapat langsung melihat bahkan mencicipi buah-buahan yang tersedia. Bahkan jika berminat, Anda juga dapat langsung memetiknya dan membawa pulang. Tentunya dengan dengan ditimbang terlebih dahulu sebelum Anda membayarnya

Anda juga tidak perlu tergesa-gesa. Anda bebas memanfaatkan waktu di kebun karena kereta berikutnya akan datang menjemput. Untuk mengikuti perjalanan greenland tour ini, Anda cukup mengeluarkan uang Rp 50 ribu. Harga tersebut sudah termasuk satu botol jus buah segar, souvenir, bibit aneka tanaman buah, hingga sekantong buah seperti salak untuk dibawa pulang.

Sumber: Liputan6.com

Blogger Mulai Diminati Sebagai Profesi

Liputan6.com, Bekasi: Fenomena blog yang semula menjadi media personal kini mulai beralih ke ranah profesi di Indonesia dengan bermunculannya blogger yang menghasilkan pendapatan dari iklan serta honor dari tulisan yang dirilis di blog pribadinya.

Country Editorial Yahoo! Indonesia, Budi Putra, disela kegiatan peluncuran komunitas blogger Bekasi mengatakan, blog yang manfaat awalnya untuk berbagi pengalaman dan bertukar informasi selanjutnya dilirik oleh pemasang iklan untuk mengenalkan produk mereka serta perusahaan media online melalui hasil karya tulisan-tulisan yang bernilai informasi tinggi. "Pertumbuhan jejaring blog secara pesat menjadikan seorang blogger yang sudah dapat nama dilirik pemasang iklan. Mereka menyadari perlunya lebih mengenalkan brand name produk mereka ditengah komunitas yang terdidik," ujarnya di Bekasi, Sabtu (17/10) seperti dikutip ANTARA.

Pionir blog di Indonesia itu menyatakan, sudah 80-an blogger yang beralih menjadikan kesenangan berselancar di alam maya itu sebagai sumber panghasilan. Bekerja sebagai penulis lepas di blog pribadinya merupakan sesuatu yang menyenangkan, dibaca banyak orang dan terakhir dihargai hasil karya oleh berbagai media online. "Bayarannya dalam dolar dan nilai riil yang diperoleh penulis blogger maupun iklan di blogger pribadi sangat besar melebihi penghasilan profesi lainnya," ujarnya.

Budi mengaku lebih menyenangi menulis blog dibidang teknologi, komunikasi, panduan dan internet itu, menegaskan perkembangan blog di Indonesia masih tertinggal dibanding negara Eropa begitu juga dengan orang yang mengandalkan blog sebagai sumber pendapatan.

Ia menyatakan, komunitas blog di Indonesia terus berkembang pesat. Di pesta blogger, blog yang aktif di Indonesia mencapai satu juga lebih sementara yang terdaftar di layanan blogspot lebih 10 juta.

Ketua Komunitas Blogger Bekasi, Aris Heru Utomo, menyatakan, untuk di Kota Bekasi blogger lebih berperan dalam menyuarakan pikiran, pengalaman dan pengetahuan. "Kita bentuk wadahnya dulu. Nantinya tentu akan muncul juga blogger profesional yang dilirik pemasang iklan dan mendapat honor dari tulisan-tulisannya," ujarnya.(AND)

Sumber: Liputan6.com

Thursday 15 October 2009

TNI Kembali Berangkatkan Pasukan ke Kongo

Jakarta, (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali mengirimkan pasukannya dalam misi perdamaian PBB di Kongo yakni Kontingen Garuda XX-G.

Pasukan pimpinan Letkol Czi Arnold itu dilepas keberangkatannya dalam sebuah upacara militer yang dipimpin langsung Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta, Rabu.

Dalam amanatnya, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menegaskan, keterlibatan TNI dalam misi perdamaian PBB merupakan bagian dari keterlibatan TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang sesuai dengan amanat UU No 34/2004 tentang TNI.

"Penugasan dalam misi internasional di bawah bendera PBB juga merupakan kehormatan bagi Bangsa Indonesia umumnya, khususnya TNI, yang telah menunjukkan kinerja yang baik dalam beberapa misi serupa sebelumnya," katanya.

Djoko menambahkan, keikutsertaan TNI dalam misi perdamaian PBB juga merupakan bentuk komitmen Bangsa Indonesia yang cinta damai tetapi lebih suka perdamaian.

Ia menjelaskan, pengiriman pasukan TNI dalam misi perdamaian PBB bukan tugas yang ringan, sehingga prajurit yang terlibat harus benar-benar dipersiapkan dengan baik termasuk pasukan kompi zeni yang diberangkatkan ke Kongo yang memiliki tugas nontempur.

Kompi Zeni sebagai satuan nontempur, lanjut Djoko, merupakan pasukan yang memiliki kemampuan antara lain melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi instalasi listrik, air, perbekalan, logistik, bahkan penjinakan bom.

"Artinya, keberadaan kompi zeni sangat penting untuk memulihkan segala instalasi dan lainnya yang rusak di wilayah tersebut akibat konflik bersenjata," katanya.

Ke-175 prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XX-G akan bertugas di Kongo selama satu tahun menggantikan Kontingen Garuda XX-F yang telah hampir habis masa tugasnya di Kongo.

Sumber: Antaranews.com

Tuesday 13 October 2009

Siswa SMA Ciptakan Helm Oksigen bagi Polantas

SIDOARJO - Bukan hanya robot yang sering menjadi juara kontes nasional dan internasional. Siswa Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 (SMAMDA), ternyata banyak menciptakan inovasi baru yang bermanfaat.

Kreasi terbaru siswa sekolah yang berada di Jalan Majapahit, Sidoarjo, ini adalah refresing helm atau helm oksigen untuk polisi lalu lintas (polantas). Hasil kreasi siswa ini, menyabet predikat pemenang dalam National Young Innovator Awards (NYAI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu pekan lalu.

Bukan hanya penghargaan yang ingin diraih dengan menciptakan helm refresing oksigen ini. Namun, manfaat helm itu bagi manusia yang bisa digunakan dibeberapa kondisi. Selain, bisa untuk mencegah polusi dan cocok digunakan untuk polantas, helm ini bisa digunakan untuk petugas PMK saat memadamkan api dan orang yang menderita asma.

Dua pelajar SMAMDA yang menoreh catatan manis dan mengharumkan nama Sidoarjo kali ini adalah Agus Arif Rahman dan Edwin Aditya Herbanu. Keduanya pelajar kelas 12 (kelas 3) IPA. Mereka keluar sebagai pemenang dalam kategori teknologi tepat guna dengan buah karyanya berupa refreshing helm.

Untuk membuat helm oksigen, tidaklah butuh biaya besar. Agus dan Edwin yang tergabung dalam Klub Rekayasa Teknologi SMAMDA, tidak membutuhkan biaya besar. Bahan bakunya berupa helm SNI yang dibeli seharga Rp165 ribu. Mereka kemudian merangkai helm itu, ditambah, plat besi untuk tempat tabung oksigen dan tabung oksigen. Selanjutnya, sensor yang bisa secara otomatis menyuplai oksigen bagi pemakainya ketika pemakai membutuhkan oksigen.

"Untuk merakit helm ini membutuhkan waktu sekitar satu seminggu. Biaya yang kita keluarkan menghabiskan dana sekitar Rp1,5 juta," urai Agus Arif Rahman, sambil memeragakan cara memakai helm ini.

Dua siswa kelas 12 IPA ini kompak mengaku, kalau dibuatnya helm oksigen itu karena kerja tim. Helm itu, tinggal menyempurnakan saja. Karena, masih banyak kekurangan, salah satunya ketika berada ditempat panas, karena tabung oksigen ada ukuran tingkat panas tertentu.

"Dulunya helm ini buah karya kakak kelas kami, tapi kondisinya belum seperti sekarang. Kita rombak lagi agar bisa dimanfaatkan untuk beberapa kondisi. Helm ini cocok digunakan untuk polantas yang sehari-hari sering berada di lapangan dan bersentuhan langsung dengan polusi," ujar Edwin.

Agar mudah digunakan sesuai keinginan pemilik, helm ini dilengkapi dengan tombol manual dan otomatis. Untuk tombol manual, oksigen bisa dihirup sesuai keinginan yang memakai. Sedangkan untuk penggerak motorik (otomatis), akan berfungsi jika oksigen disekitar kita di bawah 20 persen.

Bukan hanya itu, helm oksigen ini juga cocok dibuat untuk pembalap dan pengendara sepeda motor. "Sekarang ini kan banyak polusi, jadi helm ini cocok digunakan saat berkendara," imbuh Agus Arif Rahman.

Yudhi Triwibowo, pembina klub rekayasa teknologi SMAMDA, mengatakan helm ini akan dipatenkan. Dia sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah. Karena bagaimanapun, hasil karya siswa harus dihargai.

"Harapan kami ke depan, helm ini bisa digunakan untuk kalangan luas. Kami akan menyempurnakan helm refresing ini agar lebih bermanfaat," papar Yudhi yang juga menjadi pembina klub robotic SMAMDA Sidoarjo.

Kepala Sekolah SMAMDA Sidoarjo, Hidayatullah mengatakan, dalam NYIA itu sekolahnya mengirimkan empat tim. Dari empat tim itu, yang lolos ke final hanya satu tim saja yakni Agus Arif Rahman dan Edwin Aditya Herbanu. Refreshing helm yang dibawa dalam lomba yang diikuti pelajar SMP dan SMA se-Indonesia itu merupakan penyempurnaan helm oksigen yang baru-baru ini memenangkan lomba cipta elektronika nasional yang digelar di ITS Tahun 2008.

Setelah memenangkan lomba di ITS, lanjut Hidayatullah, muridnya berusaha menyempurnakan helm yang kala itu disebut helm oksigen. Setelah disempurnakan, helm itu diberi nama refreshing helm. "Kedepan, kami berkeinginan helm ini diedarkan secara luas kalau sudah dipatenkan," ujarnya.

Hidayatullah menambahkan, helm ini bisa menyuplai pemakainya ketika kekurangan oksigen. Sehingga cocok untuk petugas PMK, pembalap, dan siapa saja yang berada di cuaca yang rentan kekurangan oksigen.
Sumber: Okezone.com


Seribu Pesona Tanah Garut

Liputan6.com, Garut: Tak mudah mendapatkan suasana yang menawarkan ketenangan. Apalagi jika Anda berdomisili di kota besar seperti Jakarta. Karena itu, jika mendambakan ketenangan jiwa, tak ada salahnya Anda mendatangi Kampung Sampireun di Garut, Jawa Barat.

Aroma pedesaan di Kampung Sampireun terasa begitu kental. Udara sejuk pegunungan, hembusan angin yang lembut dan gemerisik pohon bambu diiringi musik Sunda dapat dinikmati dari bale-bale bungalow sambil bercengkerama dengan anggota keluarga.

Puluhan cottage atau bungalow yang mengelilingi danau seluas 1,4 hektare menjadi magnet Kampung Sampireun. Masing-masing cottage dilengkapi perahu yang dapat digunakan kapan saja. Pelayanan kamar juga memanfaatkan sarana transportasi air ini. Misalnya untuk hidangan serabi di pagi hari dan sekoteng di malam hari. Di hari-hari libur, pengunjung disuguhi berbagai atraksi, mulai dari balap perahu hingga perang bantal.

Selain Kampung Sampireun, jangan lewatkan pula untuk berkunjung ke cagar budaya Candi Cangkuang. Nama cangkuang sendiri berasal dari pohon cangkuang, sejenis pandan yang tumbuh di wilayah tersebut. Candi hindu peninggalan abad ke-8 ini berada di sebuah pulau di tengah danau atau situ Cangkuang. Untuk menuju lokasi candi Anda bisa menggunakan rakit.

Tak hanya candi, di Pulau Cangkuang juga terdapat makam Embah Dalem Arif Muhammad, seorang panglima perang Kerajaan Mataram yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di kawasan ini. Keunikan lain cagar budaya Candi Cangkuang adalah keberadaan Kampung Pulo yang didiami oleh keturunan Embah Dalem Arif Muhammad.

Di kampung ini hanya berdiri enam rumah yang dibangun saling berhadapan dan sebuah masjid. Tempat ibadah ini melambangkan seorang anak laki-laki, sedangkan enam rumah melambangkan enam anak perempuan keturunan Arif Muhammad.

Karena berbagai keunikan yang ditawarkan cagar budaya Candi Cangkuang, tak heran lokasi wisata ini tak hanya ramai dikunjungi wisatawan lokal, namun juga mancanegara. Apalagi lokasinya mudah dijangkau dengan satu atau dua jam perjalanan dari Kota Bandung, Jabar.

Untuk urusan selera, Garut juga menyimpan banyak ragam makanan. Jangan mengaku pecinta makanan pedas kalau belum mencicipi sambal cibiuk. Keunikan sambal khas Kabupaten Garut ini terletak pada komposisi bumbunya yang terdiri dari cabai rawit hijau, tomat hijau, kencur, dan lainnya. Paduan bumbu-bumbu ini mampu menghasilkan rasa yang sangat pedas namun tidak membuat perut panas.

Sambal cibiuk tidak seperti sambal kebanyakan, konon sambal ini adalah sambal "keramat" karena merupakan sambal yang diciptakan oleh pemuka agama di Garut dahulu kala. Sang pembuat sambal Eyang Siti Fatimah yang merupakan keturunan dari Eyang Syeh Djafar Siddik, seorang pemuka agama di Garut. Setelah Siti Fatimah menciptakan sambal tersebut, secara perlahan-lahan masyarakat sekitar menirunya hingga hampir seluruh penduduk di Cibiuk mahir membuatnya.

Rasa pedas dan mitos sambal keramat mengiringi kesuksesan sambal cibiuk. Kini sambal itu menjadi primadona sampai keluar daerah asalnya. Aneka sambal cibiuk dihidangkan di atas cobek dan dibuat dadakan. Selain itu, sambal ini menjadi spesial karena banyaknya terasi yang mengundang selera makan.

Tak lengkap jika meninggalkan keindahan Garut tanpa membawa buah tangan. Meski sangat identik dengan dodol, domba, batik, dan jeruknya, Garut juga punya produk lain yang tidak dapat dipisahkan dari nama Garut, yakni jaket kulit dari kulit domba. Toko-toko jaket kulit dapat ditemui di Jalan Ahmad Yani atau di jalan Gagak Lumayung, Sukaregang. Harga jaket kulit Garut berkisar antara Rp 400 ribu hingga Rp 1,5 juta per potong. Kualitasnya pun tak kalah dari produk luar negeri.

Selain jaket, hasil kerajinan kulit yang dihasilkan perajin di Garut adalah sepatu, sandal, ikat pinggang, dompet, tas, topi dan lain-lain. Akan tetapi, sampai saat ini jaket kulit menjadi produk paling diminati dibandingkan produk lain. Hasil kerajinan ini bisa menjadi pilihan Anda untuk berbelanja sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap produk dalam negeri.

Sumber: Liputan6.com


Saturday 10 October 2009

Indonesia Tuan Rumah World Islamic Economic Forum

Indonesia menjadi tuan rumah World Islamic Economic Forum (WIEF) kelima yang diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (2/3). Forum yang berlangsung selama tiga hari sejak 1-3 Maret tersebut dihadiri oleh 1.557 orang, 85 pembicara, yang berasal dari 38 negara.

Dalam sambutannya, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan, forum ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama bisnis antar bangsa, terutama antara pengusaha muslim dan non- Muslim. "Semoga Forum ini akan meningkatkan kerjasama, akan ada nota kesepahaman yang dihasilkan dan target investasi akan lebih meningkat," kata Sofyan yang juga merupakan Ketua Panitia WIEF.

Dalam forum yang bertema "Food and Energy Security & Stemming the Tide of Global Financial Crisis”, ditandatangani sejumlah nota kesepakatan kerjasama antara pihak Indonesia dengan perusahan asing dan pemerintah negara Islam. Penandatangannya disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan beberapa Kepala Negara antaranya, Perdana Menteri Malaysia Dato' Seri Abdullah Ahmad Badawi, Perdana Menteri Kerajaan Maroko Abdullah bin Hamad Al-Attiyah.

Nota kesepakatan antar pemerintah yang ditandangani itu adalah Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dengan Ras Al-Khaimah Emirate, dengan The ETA Star Dubai, Itochu Corporation Japan dengan PT Pertamina, PT Garuda Indonesia dengan Dubai Aerospace Enterprises, Bank Muamalat Indonesia dengan the National Commercial Bank Saudi Arabia, the Islamic Payments System Sdn. Berhad Malaysia dengan PT Pos Indonesia.

Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil berharap, dengan adanya forum ini dapat menarik minat investor dari negara-negara Timur Tengah untuk berinvestasi ke Indonesia.

"Kedepan mulai banyak investor Timur Tengah yang investasinya kandas karena krisis AS, mencari investasi yang lebih riil di Indonesia," jelasnya. (novel)

Sumber: Eramuslim.com




Produk Mie Instan Indonesia Resmi Masuki Pasar Ceko

London (ANTARA) - Produk mie instant Indomie secara resmi memasuki pasar Ceko dan dapat dijumpai di pasar swalayan terkemuka di Praha, Hypermaket Royal Ahold (Albert Hypermarket Ceko).

Sekretaris Satu Bidang Ekonomi KBRI Praha Yusran Hadromi kepada koresponden Antara London, Jumat mengatakan kehadiran produk mis instant asal Indonesia di Ceko adalah tindak lanjut dari temu bisnis antara distributor makanan Ceko dengan PT. Indofood Sukses Makmur difasilitasi KBRI Praha.

Dikatakannya setelah melalui berbagai proses dan kompetensi dari beberapa distributor, PT. Indofood Sukses Makmur menunjuk perusahaan ND Impex, s.r.o., sebagai distributor resmi mie instant Indomie di wilayah Ceko.

Sebanyak satu container mie instand diimpor ND Impex ke Ceko September lalu dan dapat dijumpai di hypermaket Royal Ahold (Albert Hypermarket) dan gerai milik Interspar Supermarket, ujarnya.

Menurut Yusran Hadromi, ND Impex juga menjajaki kemungkinan dipasarkan di gerai swalayan terkemuka lainnya seperti Tesco, Globus dan Makro.

Menurut pemilik ND Impex Oldrich Lenz, produk Indofood mempunyai kualitas yang tinggi selain dikemas dalam bungkus yang menarik dan berkualitas juga bersertifikat Halal.

Selain itu, komposisi bahan maupun cara memasak sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa (Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, Spanyol dan Ceko).

Menurut Yusran PT. Indofood memberikan dukungan berupa sebagian dana listing fee kepada ND Impex yang diperlukan untuk bisa mempenetrasi rak-rak swalayan.

Diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indomie dengan produk serupa dari Thailand dan Vietnam yang sejauh ini mendominasi pasaran Ceko.

Berbagai upaya promosi dilakukan diantaranya program ?2+1 Free?, selain mengadakan kegiatan promosi produk dan budaya berupa acara kuliner di beberapa swalayan dan Indonesian Food Festival di beberapa hotel/restaurant.

Diharapan dengan digelarnya berbagai promosi bersama KBRI Praha produk mie instan tersebut agar dikenal luas oleh masyarakat Ceko.

Kehadiran produk Indofood, dapat dijadikan sebagai satu calon pusat distribusi PT Indofood Sukses Makmur dalam mengembangkan ekspansinya ke beberapa negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur, mengingat letak geografis Ceko yang strategis di jantung Eropa.

Selain mie instant Indomie, produk-produk Indonesia yang sudah memasuki pasar Ceko dalam beberapa tahun terakhir ini antara lain produk ABC seperti kecap manis dan asin, saus tomat, sambal serta saus tiram dan marinate sauce.

KBRI Praha berharap keberhasilan produk Indomie tersebut dapat diikuti produk pangan Indonesia lainnya dan menjadi motivasi produsen Indonesia untuk mulai memperhatikan potensi kawasan Eropa Timur. Dengan demikian, ekspor dan pangsa pasar produk makanan Indonesia ke Republik Ceko akan meningkat.

Untuk itu Yusran Hadromi berharap diadakan promosi produk unggulan Indonesia di Ceko secara reguler dengan mempertemukan pelaku usaha kedua negara yang memiliki keterkaitan.

Diharapkan, pertemuan-pertemuan serupa membuka kesempatan dan cakrawala para pelaku usaha Ceko untuk mengetahui potensi yang miliki dan tawarkan Indonesia,Yusran Hadromi.(*)

Sumber: Antaranews.com

Thursday 8 October 2009

Pembangunan Jaringan Kereta Api Bawah Tanah 2010

Jakarta, 5/10 (ANTARA) - Pembangunan jaringan kereta api bawah tanah (Mass Rapid Transportation /MRT) di Jakarta akan dimulai tahun 2010 mendatang.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, MRT ini akan terbentang sejauh 14,5 km antara Lebak Bulus di Jakarta Selatan dan Dukuh Atas di Jakarta Pusat serta berdaya dorong tenaga listrik.

Proyek MRT ini diajukan sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di Jakarta.

"Selain itu, untuk persimpangan jalan yang padat lalu lintasnya, akan dibangun terowongan (underpass) atau jembatan layang (flyover)", tuturnya.

Gubernur juga menambahkan bahwa untuk menambah jaring jalan tidak ada pilihan lain selain membangun jalan bertingkat.

Sejak terpilih pada 7 Oktober 2007, ada dua hal yang menjadi prioritas utamanya yaitu mengurangi banjir dan menangani kemacetan di Kota Jakarta.

"Dua hal penting ini harus ditangani karena keduanya sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Jakarta," kata Gubernur.

Kemacetan lalu lintas telah menjadi masalah klasik yang terjadi di Jakarta. Terus bertambahnya jumlah mobil dan motor tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan. Belum lagi permasalahan yang juga mendera sarana angkutan umum.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, seperti yang tercantum dalam rilis tersebut, menangani masalah itu dengan cara yang terpadu. Yaitu dengan meningkatkan kapasitas daya angkut bagi layanan bus transjakarta dan sistem angkutan kereta api lingkar dalam kota (dari Manggarai ke Tanah Abang, kemudian ke Kota, Tanjung Priok kembali ke Senen, Jatinegara, serta Jabodetabek).

Selain itu untuk menanggulangi masalah banjir, Pemerintah DKI telah membangun proyek Banjir Kanal Timur (BKT) yang dijamin selesai pada 2010 mendatang.

Menurut Gubernur, dengan selesainya proyek BKT pada 2010 ini, diharapkan banjir di kawasan timur dan utara kota Jakarta, atau sepertiga luas Jakarta tidak separah tahun-tahun sebelumnya.

"Kami akan terus bekerja keras agar Jakarta yang nyaman dan sejahtera untuk semua dapat terwujud", tandas Gubernur.(*)

Sumber: Antaranews.com

"Prambanan Sunrise", Matahari Terbit dari Balik Candi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Yogyakarta menawarkan paket "Prambanan Sunrise" kepada wisatawan nusantara dan mancanegara.

"Wisatawan dapat menikmati matahari terbit dari balik bangunan Candi Prambanan," kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Yogyakarta, Agus Cany, Rabu (7/10).

Ia mengatakan pihaknya memberikan pilihan objek wisata baru kepada wisatawan, yaitu melihat matahari terbit di Candi Prambanan yang letaknya di perbatasan wilayah DIY dan Jawa Tengah.

"Kalau Taman Wisata Borobudur di Magelang,Jawa Tengah memiliki paket wisata ’Borobudur Sunrise”, yaitu menyaksikan matahari terbit dari atas bangunan Candi Borobudur, maka ’Prambanan Sunrise’ memiliki kelebihan, yaitu matahari seakan-akan terbit dari balik Candi Brahma, Siwa dan Wisnu," katanya.

Paket wisata "Prambanan Sunrise" ini rencananya diluncurkan pada 1 November 2009 di pelataran kompleks Candi Prambanan.

Menurut dia, menyaksikan matahari terbit di pelataran Candi Prambanan ini lebih menarik dan eksotis dibandingkan melihat matahari terbit di Angkor Wat Kamboja. Meski sama-sama melihat matahari terbit, lebih menarik di Candi Prambanan.

"Saya yakin paket wisata ’Prambanan Sunrise’ akan menarik minat wisatawan mancanegara dan nusantara," katanya.

Kepala Unit Teater dan Pentas PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Yogyakarta Joko Sutono mengatakan paket wisata ini dijual kepada wisatawan mancanegara dan nusantara Rp 250.000 per orang dengan fasilitas tiket masuk Candi Prambanan dan makan pagi. "Wisatawan yang memesan paket wisata ’Prambanan Sunrise’ minimal dua orang," katanya.

Ia mengatakan wisatawan yang membeli paket wisata ini harus sudah datang di panggung terbuka Candi Prambanan sebagai tempat melihat matahari terbit pada pukul 05.00 WIB.

"Wisatawan kemudian menunggu matahari terbit dengan menikmati minuman teh, kopi dan makanan kecil, sedangkan pada pukul 05.50-06.00 WIB mereka diajak berjalan kaki mengunjungi bangunan Candi Prambanan," katanya .

Wisatawan kemudian diajak menikmati makan pagi di "Prambanan Garden Resto" pada pukul 07.25-07.25 WIB kemudian dilanjutkan kunjungan ke objek wisata lainnya seperti Taman Wisata Ratu Boko.

Sumber: kompas.com

Bank Dunia: 2009, Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,3 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,3 persen. Kenaikan pertumbuhan lebih banyak didorong oleh konsumsi domestik seiring pulihnya ekonomi Indonesia.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Joachim von Amsberg mengatakan, saat ini, sebagian besar negara di dunia mulai pulih dari krisis keuangan global, termasuk juga ekonomi Indonesia. “Konsumsi domestik di Indonesia tetap kuat berkat belanja kampanye pemilihan umum dan peningkatan kinerja perdagangan,” katanya dalam rilis yang diterima Kontan, hari ini.

Menurut evaluasi Bank Dunia, belanja pemerintah akan mendukung perekonomian sepanjang akhir tahun. “Pasar domestik Indonesia yang besar, perekonomian yang kuat saat memasuki krisis, serta stimulus tepat waktu dari pemerintah dan BI telah menyelamatkan Indonesia dari krisis keuangan global,” kata Joachim.

Menurutnya, semua faktor itu telah meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengatasi badai krisis pada posisi yang lebih baik ketimbang negara lain di Asia Tenggara.

Dalam evaluasi triwulanan, Bank Dunia juga mengakui bahwa sektor perbankan terbukti lebih kuat daripada perkiraan ekonom meski perbankan hanya memberikan sedikit pinjaman baru.

Selain itu, pasar keuangan Indonesia juga terus menguat sepanjang pertengahan 2009 sehingga meningkatkan kemampuan pemerintah untuk membiayai anggaran melalui pasar obligasi.

“Posisi eksternal Indonesia tetap kuat. Utang eksternal sebagian besar diperpanjang pada paruh pertama 2009. Portofolio investor kembali memasuki pasar Indonesia dan menghasilkan sedikit surplus pada neraca pembayaran dan peningkatan cadangan devisa,” katanya.

Bank Dunia memperkirakan, perekonomian Indonesia bakal naik 4,3 persen pada 2009 dan naik secara perlahan menjadi 5,4 persen pada 2010. Inflasi diperkirakan naik secara perlahan pada bulan-bulan mendatang hingga 4,7 persen pada tahun ini dan 5,6 persen pada 2010. (Uji Agung Santosa/Kontan)

Sumber: kompas.com

Wednesday 7 October 2009

Kontingen Garuda Indonesia

Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957.

Sejarah

Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Mesir segera mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab. Pada 18 November 1946, mereka menetapkan resolusi tentang pengakuan kemerdekaan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah suatu pengakuan de jure menurut hukum internasional.

Untuk menyampaikan pengakuan ini Sekretaris Jenderal Liga Arab ketika itu, Abdurrahman Azzam Pasya, mengutus Konsul Jendral Mesir di India, Mohammad Abdul Mun'im, untuk pergi ke Indonesia. Setelah melalui perjalanan panjang dan penuh dengan rintangan terutama dari pihak Belanda maka akhirnya ia sampai ke Ibu Kota RI waktu itu yaitu Yogyakarta, dan diterima secara kenegaraan oleh Presiden Soekarno dan Bung Hatta pada 15 Maret 1947. Ini pengakuan pertama atas kemerdekaan RI oleh negara asing.

Hubungan yang baik tersebut berlanjut dengan dibukanya Perwakilan RI di Mesir dengan menunjuk HM Rasyidi sebagi Charge d'Affairs atau "Kuasa Usaha". Perwakilan tersebut merangkap sebagai misi diplomatik tetap untuk seluruh negara-negara Liga Arab. Hubungan yang akrab ini memberi arti pada perjuangan Indonesia sewaktu terjadi perdebatan di forum Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB yang membicarakan sengketa Indonesia-Belanda, para diplomat Arab dengan gigih mendukung Indonesia.

Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara Arab di forum internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada Mei 1956 dan Irak pada April 1960. Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan untuk menarik mundur pasukan Inggris, Prancis dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen Garuda I atau KONGA I.

Daftar kontingen
Kontingen Garuda I

Kontingen Garuda I dikirim pada 8 Januari 1957 ke Mesir. Kontingen Garuda Indonesia I terdiri dari gabungan personel dari Resimen Infanteri-15 Tentara Territorium (TT) IV/Diponegoro, serta 1 kompi dari Resimen Infanteri-18 TT V/Brawijaya di Malang. Kontingen ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Infanteri Hartoyo yang kemudian digantikan oleh Letnan Kolonel Infanteri Suadi Suromihardjo, sedangkan wakilnya Mayor Infanteri Soediono Suryantoro. Kontingen Indonesia berangkat tanggal 8 Januari 1957 dengan pesawat C-124 Globe Master dari Angkatan Udara Amerika Serikat menuju Beirut, ibukota Libanon. Dari Beirut pasukan dibagi dua, sebagian menuju ke Abu Suweir dan sebagian ke Al Sandhira. Selanjutnya pasukan di El Sandhira dipindahkan ke Gaza, daerah perbatasan Mesir dan Israel, sedangkan kelompok Komando berada di Rafah. Kontingen ini mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 29 September 1957. Kontingen Garuda I berkekuatan 559 pasukan.

Kontingen Garuda II

Konga II dikirim ke Kongo pada 1960 dan dipimpin oleh Letkol Inf Solichin GP. Konga II berada di bawah misi UNOC.KONGA II berjumlah 1.074 orang dipimpin Kol. Prijatna (kemudian digantikan oleh Letkol Solichin G.P) bertugas di Kongo September 1960 hingga Mei 1961.

Kontingen Garuda III

Konga III dikirim ke Kongo pada 1962. Konga III berada di bawah misi UNOC dan dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris dan Kol Inf Sobirin Mochtar.KONGA III terdiri atas 3.457orang dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris, kemudian Kol. Sabirin Mochtar. KONGA III terdiri atas Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur. Seorang Wartawan dari Medan, H.A. Manan Karim (pernah menjadi Wkl. Pemred Hr Analisa) turut dalam kontingen Garuda yang bertugas hingga akhir 1963. Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani pernah berkunjung ke Markas Pasukan PBB di Kongo (ketika itu bernama Zaire) pada tanggal 19 Mei 1963. Komandan Yon Kavaleri 7 Letkol GA. Manulang gugur di Kongo.

Kontingen Garuda IV

Konga IV dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga IV berada di bawah misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto.Pada tanggal 23 Januari 1973 pasukan Garuda IV diberangkatkan ke Vietnam yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto, yang merangkap Deputi Militer Misriga dengan kekuatan 294 orang yang terdiri dari anggota ABRI dan PNS Departemen Luar Negeri. Kontingen Garuda IV ini merupakan Kontingen ICCS (International Commission of Cantre and Supervision) pertama yang tiba di Vietnam. Tugas kontingen Garuda IV adalah mencegah pelanggaran-pelanggaran, menjaga status quo, mengawasi evakuasi pasukan dan alat-alat perang serta mengawali pertukaran tawanan perang.

Kontingen Garuda V

Konga V dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga V berada di bawah misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Harsoyo.

Kontingen Garuda VI

Konga VI dikirim ke Timur Tengah pada 1973. Konga VI berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Rudini. Kontingen Garuda Indonesia VI di resmikan oleh Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Pangabean. Tugas pokok Kontingen Garuda Indonesia sebagai peace keeping force atau “Pasukan Pemelihara Perdamaian”. Komposisi Kontingen tersebut berintikan Yonif 512/Brigif Kodam VIII/Brawijaya dengan kekuatan 466 orang, dibawah pimpinan Kolonel Inf. Rudini. Sebagai Komandan Komando Taktis, ditunjuk Mayor Basofi Sudirman. Selain pengiriman Kontingen, atas permintaan PBB diberangkatkan pula Brigadir Jenderal Himawan Sutanto sebagai Komandan Brigade Selatan Pasukan PBB di Timur Tengah, pada tanggal 13 Desember 1973. Kontingen Garuda Indonesia VI tiba kembali di Indonesia setelah menyelesaikan tugasnya di Timur Tengah selama sembilan bulan. Pada tanggal 31 September 1974, Kasum Hankam Marsdya TNI Sudharmono atas nama Menhankam/Pangab membubarkan Kontingen Garuda Indonesia VI dan selanjutnya diserahkan kepada kesatuan masing-masing.

Kontingen Garuda VII

Konga VII dikirim ke Vietnam pada 1974. Konga VII berada di bawah misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI S. Sumantri.

Kontingen Garuda VIII

Kontingen Garuda VIII dikirim dalam rangka misi perdamaian PBB di Timur Tengah paska Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel yang berlangsung dari tanggal 6 sampai dengan 26 Oktober 1973, dengan tercapainya gencatan senjata di kilometer 101 dan disusul dengan keluarnya resolusi PBB 340. Kontingen Garuda VIII bertugas di daerah penyangga PBB di Semenanjung Sinai tersebut dikirim dalam 9 gelombang rotasi, dan setiap rotasi bertugas selama 6 bulan. Negara yang berkontribusi dalam pasukan perdamaian dalam wadah UNEF II tersebut yaitu dari Australia, Austria (penerbangan), Canada (logistik), Finlandia (pasukan), Ghana (pasukan), Indonesia (pasukan), Irlandia, Nepal, Panama, Peru, Polandia (logistik), Senegal dan Swedia (pasukan)

Kontingen Garuda VIII/1

Konga VIII/1 dikirim ke Timur Tengah pada 1974. Konga VIII/1 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Art Sudiman Saleh.

Kontingen Garuda VIII/2

Konga VIII/2 dikirim ke Timur Tengah pada 1975. Konga VIII/2 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Inf Gunawan Wibisono. Berintikan anggota TNI dari kesatuan KOSTRAD, yaitu dari YONIF LINUD 305/Tengkorak-BRIGIF LINUD 17/KOSTRAD, dengan komandan batalyon Letkol Inf.

Kontingen Garuda VIII/3

Konga VIII/3 dikirim ke Timur Tengah pada 1976. Konga VIII/3 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Inf Untung Sridadi.

Kontingen Garuda VIII/4

Konga VIII/4 dikirim ke Timur Tengah pada 1976. Konga VIII/4 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Inf Suhirno.

Kontingen Garuda VIII/5

Konga VIII/5 dikirim ke Timur Tengah pada 1977. Konga VIII/5 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Kav Susanto Wismoyo.

Kontingen Garuda VIII/6

Konga VIII/6 dikirim ke Timur Tengah pada 1977. Konga VIII/6 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Inf Karma Suparman. Inti pasukan Garuda VIII/6 ini adalah dari kesatuan Yonif 700 Linud (Ujung Pandang) dibawah pimpinan Letkol Inf Sarmono (dalam kontingen menjabat sebagai Wakil Komandan Kontingen). Untuk meningkatkan komando dan pengendalian pasukan maka markas kontingen yang semula berada di Kota Suez diajukan ke tengah-tengah buffer zone yaitu di Wadi Reina, Semenanjung Sinai.

Kontingen Garuda VIII/7

Konga VIII/7 dikirim ke Timur Tengah pada 1978. Konga VIII/7 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Inf Sugiarto.

Kontingen Garuda VIII/8

Konga VIII/8 dikirim ke Timur Tengah pada 1978. Konga VIII/8 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Inf R. Atmanto.

Kontingen Garuda VIII/9

Konga VIII/9 dikirim ke Timur Tengah pada 1979. Konga VIII/9 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh Kol Inf RK Sembiring Meliala.

Kontingen Garuda IX
Kontingen Garuda IX/1

Konga IX/1 dikirim ke Iran-Irak pada 1988. Konga IX/1 berada di bawah misi UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf Endriartono Sutarto.

Kontingen Garuda IX/2

Konga IX/2 dikirim ke Iran-Irak pada 1989. Konga IX/2 berada di bawah misi UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf. Fachrul Razi.

Kontingen Garuda IX/3

Konga IX/3 dikirim ke Iran-Irak pada 1990. Konga IX/3 berada di bawah misi UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf Jhony Lumintang.

Kontingen Garuda X

Konga X dikirim ke Namibia pada 1989. Konga X berada di bawah misi UNTAG dan dipimpin oleh Kol Mar Amin S.

Kontingen Garuda XI
Kontingen Garuda XI/1

Konga XI/1 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992. Konga XI/1 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh Letkol Inf Albert Inkiriwang.

Kontingen Garuda XI/2

Konga XI/2 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992. Konga XI/2 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May CZI TP Djatmiko. Setelah Kontingen Garuda XI-1 mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 23 April 1992 kemudian tugas selanjutnya diserahkan kepada Kontingen Garuda XI-2 untuk melaksanakan tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di wilayah Irak-Kuwait sebagaimana Kontingen Garuda XI-1. Kontingen gelombang kedua ini berangkat pada tanggal 23 April 1992.Penugasan Kontingen Garuda XI-2 berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 687 tanggal 3 April 1992 pada paragraf 5 tentang pembentukan dan tugas-tugas yang dilaksanakan Unikom dan Surat Perintah Panglima ABRI Nomor Sprin 1024/IV/1992.Sebagai Komandan Kontingen Garuda XI-2 adalah Mayor Czi Toto Punto Jatmiko. Personel anggota Kontingen Garuda XI-2 terdiri dari 6 perwira. Sebagai duta bangsa prestasi yang berhasil dicapai Kontingen Garuda XI-2 adalah berperan mengembalikan personel Amerika Serikat yang ditangkap oleh Polisi Irak di wilayah Kuwait. Di samping itu Kontingen Garuda XI-2 berhasil membujuk suku Bieloven untuk tidak melaksanakan kegiatan pasar gelap. Pada tanggal 23 April 1991 Kontingen Garuda XI-2 telah selesai melaksanakan tugas dan kembali ke tanah air dan mereka kemudian mendapatkan bintang Satyalencana Santi Dharma dari pemerintah.

Kontingen Garuda XI/3

Konga XI/3 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1993. Konga XI/3 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May Kav Bambang Sriyono. Garuda XI-2 mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 23 April 1992, maka Kontingen Garuda XI-3 menggantikan Kontingen Garuda XI-2 untuk melaksanakan tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di wilayah Irak-Kuwait. Kontingen ini beranggotakan enam orang perwira ABRI di bawah pimpinan Mayor Kav. Bambang Sriyono. Mereka berangkat ke wilayah Irak-Kuwait pada tanggal 19 April 1993 dan kembali ke tanah air pada tanggal 25 April 1994.Atas permintaan Dewan Keamanan PBB pada tanggal 10 Oktober 1993 Pemerintah Indonesia mengirimkan Letkol Inf. Hasanudin sebagai anggota Staf UNIKOM. Ia termasuk Kontingen Garuda XI/UNIKOM dan berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Pada tanggal 17 Oktober 1994 kontingen ini kembali ke tanah air.

Kontingen Garuda XI/4

Konga XI/4 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1994. Konga XI/4 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May Inf Muh. Mubin.

Kontingen Garuda XI/5

Konga XI/5 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1995. Konga XI/5 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May CPL Mulyono Esa.

Kontingen Garuda XII
Kontingen Garuda XII/A

Konga XII/A dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga XII/A berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Erwin Sujono.

Kontingen Garuda XII/B

Konga XII/B dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga XII/B berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Ryamizard Ryacudu.

Kontingen Garuda XII/C

Konga XII/C dikirim ke Kamboja pada 1993. Konga XII/C berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Darmawi Chaidir.

Kontingen Garuda XII/D

Konga XII/D dikirim ke Kamboja pada 1993. Konga XII/D berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Saptaji Siswaya dan Letkol Inf Asril Hamzah Tanjung. Pada tanggal 20 Januari 1993 Kontingen Garuda XII-D diberangkatkan ke Kamboja untuk menggantikan Kontingen Garuda XII-C. Kontingen Garuda XII-D dipimpin oleh Letkol Inf. Saptadji dan wakilnya Mayor Inf. Suryo Sukanto. Jumlah personel 850 orang terdiri atas 390 orang dari Yonif 303/SSM Kostrad, 213 orang anggota Korps Marinir TNI AL dan 217 orang anggota ABRI dari berbagai kesatuan. Selama penugasan terjadi penyusutan lima orang personel, karena tiga orang menderita kecelakaan ranjau, satu orang kecelakaan lalu lintas dan satu orang sakit. Untuk menggantikan personel tersebut dikirim 63 orang, sehingga pada akhir penugasan berjumlah 908 personel.

Kontingen Garuda XII (Civpol)

Konga XII dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga XII berada di bawah misi UNTAC (civil police) dan dipimpin oleh Kol Pol Drs S. Tarigan dan Kol Pol Drs Rusdihardjo.

Kontingen Garuda XIII

Konga XIII dikirim ke Somalia pada 1992. Konga XIII berada di bawah misi UNOSOM dan dipimpin oleh May Mar Wingky S.

Kontingen Garuda XIV
Kontingen Garuda XIV/1

Konga XIV/1 dikirim ke Bosnia-Herzegovina pada 1993. Konga XIV/1 berada di bawah misi UNPROFOR dan dipimpin oleh Letkol Inf Eddi Budianto.

Kontingen Garuda XIV/2

Konga XIV/2 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/2 berada di bawah misi UNPROFOR dan dipimpin oleh Letkol Inf Tarsis K.

Kontingen Garuda XIV/3

Konga XIV/3 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/3 berada di bawah misi UNPROFOR.

Kontingen Garuda XIV/4

Konga XIV/4 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/4 berada di bawah misi UNPROFOR (civil police) dan dipimpin oleh Letkol Pol Drs Suhartono.

Kontingen Garuda XIV/5

Konga XIV/5 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/5 berada di bawah misi UNPROFOR dan dipimpin oleh Letkol Art Mazni Harun.

Kontingen Garuda XIV/A

Konga XIV/A dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/A berada di bawah misi UNPROFOR (Yonkes) dan dipimpin oleh Letkol CKM dr Heridadi. Konga XIV/A ini merupakan petugas kesehatan.

Kontingen Garuda XIV/B

Konga XIV/B dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/B berada di bawah misi UNPROFOR (Yonkes) dan dipimpin oleh Letkol CKM dr Budi Utoyo. Konga XIV/B ini merupakan petugas kesehatan.

Kontingen Garuda XIV/C

Konga XIV/C dikirim ke Bosnia pada 1995. Konga XIV/C berada di bawah misi UNPROFOR (Yon Zeni) dan dipimpin oleh Letkol CZI Anwar Ende. Konga XIV/C ini adalah dari Batalyon Zeni.

Kontingen Garuda XV

Konga XV dikirim ke Georgia pada 1994. Konga XV berada di bawah misi UNOMIG dan dipimpin oleh May Kav M. Haryanto. Kontingen Garuda XV pada awalnya merupakan kontingen para Military Observer yang bertugas di bawah misi United Nations Observer for Military in Georgia (UNOMIG). Bertugas di Rep. of Georgia untuk mengawasi perjanjian damai antara Rep. of Georgia dan Rep. of Abkhazia (Self Autonomous), yang merupakan upaya pemecahan diri dari sebagian wilayah. Pertama kali misi ini di kirimkan pada tahun 1994 dan sampai dengan saat sekarang misi tersebut masih berjalan.

Kontingen Garuda XVI

Konga XVI dikirim ke Mozambik pada 1994. Konga XVI berada di bawah misi UNOMOZ dan dipimpin oleh May Pol Drs Kuswandi. Kontingen ini terdiri dari 15 pasukan.

Kontingen Garuda XVII

Konga XVII dikirim ke Filipina pada 1994. Kontingen ini bertugas dari 17 Juni 1994 sampai 28 Desember 1994. KONGA XVII dipimpin oleh Brigjen TNI Asmardi Arbi, kemudian digantikan oleh Brigjen TNI Kivlan Zein, bertugas di Filipina sebagai pengawas genjatan senjata setelah adanya perundingan antara MNLF pimpinan Nur Misuari dengan pemerintah Filipina.

Kontingen Garuda XVIII

KONGA XVIII dikirim ke Tajikistan pada November 1997. Kontingen ini terdiri dari 8 perwira TNI yang dipimpin oleh Mayor Can Suyatno.

Kontingen Garuda XIX
Kontingen Garuda XIX/1

Konga XIX/1 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/1 beranggotakan 10 perwira TNI dipimpin oleh Letkol K. Dwi Pujianto dan bertugas sebagai misi pengamat (observer mission).

Kontingen Garuda XIX/2

Konga XIX/2 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/2 beranggotakan 10 orang dipimpin oleh Letkol PSK Amarullah. Konga XIX/2 bertugas sebagai misi pengamat.

Kontingen Garuda XIX/3

Konga XIX/3 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/3 beranggotakan 10 perwira dipimpin oleh Letkol (P) Dwi Wahyu Aguk. Konga XIX/3 bertugas sebagai misi pengamat.

Kontingen Garuda XIX/4

Konga XIX/4 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/4 beranggotakan 10 perwira dan dipimpin oleh Mayor CZI Benny Oktaviar MDA. Konga XIX/4 bertugas sebagai misi pengamat.

Kontingen Garuda XX
Kontingen Garuda XX/A

Konga XX/A dikirim ke Bungo, Kongo pada 6 September 2003 dan bertugas selama 1 tahun. Konga XX/A berjumlah 175 prajurit dari Kompi Zeni dibawah pimpinan Mayor CZI Ahmad Faizal.

Kontingen Garuda XX/B

Konga XX/B bertugas di Republik Demokratik Kongo. Konga XX/B berasal dari Kompi Zeni.

Kontingen Garuda XX/C

Konga XX/C dikirim ke Republik Demokratik Kongo pada 28 September 2005. Konga XX/C berjumlah 175 personel dan dipimpin Mayor Czi Demi A. Siahaan. Konga XX/C berasal dari Kompi Zeni.

Kontingen Garuda XX/D

Konga XX/D rencananya akan diberangkatkan ke Republik Demokratik Kongo untuk menggantikan Konga XX/C yang telah bertugas selama hampir satu tahun. Konga XX/D berjumlah 175 personel dan dipimpin oleh Mayor Czi Jamalulael. Konga XX/D berasal dari Kompi Zeni yang terdiri dari kelompok komando 27 orang, tim kesehatan 11 orang, ton bantuan 30 orang, ton 1 Zikon 22 orang, ton 2 Zikon 22 orang, ton 3 Zikon 22 orang dan ton Alberzi 41 orang

Kontingen Garuda XXI

Kontingen Garuda XXI merupakan kontribusi TNI dalam misi perdamaian PBB di Liberia (UNMIL) yang terdiri dari perwira AD, AL, AU yang terlatih dalam misi PBB dan mempunyai kecakapan khusus sebagai pengamat militer (UN military observer).

Konga XXI sampai saat ini 2009 sudah masuk gelombang ke-6:

1. Konga XXI-1 dipimpin oleh Letkol Lek. Bayu Roostono, bertugas tahun 2003-2004 dalam periode DDRR, pasca perang sipil II.
2. Konga XXI-2 dipimpin oleh Letkol (L) Putu Angga, bertugas tahun 2004-2005 dalam periode pasca pemilu dan pemilu.
3. Konga XXI-3 dipimpin oleh Letkol (L) Supriatno, beserta dua orang perwira lainnya yaitu Mayor Inf Fritz Pasaribu dan Mayor Pnb Andri G. bertugas tahun 2005-2006 dalam periode pemulihan keamanan, rekonstruksi, pemilu dan pemerintahan demokratis pertama semenjak perang sipil 14 tahun.
4. Konga XXI-4 dipimpin oleh Letkol Kav. Hilman Hadi, beserta dua orang perwira lainnya yaitu Mayor Mar Beni dan Kapten Adm Tri Ambar, bertugas tahun 2006-2007, sudah memasuki tahap konsolidasi setelah berhasil melewati tahap DDRR.
5. Konga XXI-5 dipimpin oleh Letkol Lek. Joseph Rizki P., bertugas tahun 2007-2008, di saat misi UNMIL memulai tahap drawdown.

Kontingen Garuda XXI dalam melaksanakan tugasnya senantiasa didukung oleh Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Liberia (PERMIL) termasuk beberapa staf Internasional yang berasal dari Indonesia.

Kontingen Garuda XXII

Kontingen Garuda XXII merupakan kontribusi TNI dalam misi perdamaian PBB di Sudan (UNMIS) yang terdiri dari perwira AD, AL, AU yang bertugas khusus sebagai pengamat militer (UN Military Observer). Sekarang ini Konga XXII juga berkontribusi untuk UNAMID (Darfur).

Kontingen Garuda XXII/G berjumlah 6 personel TNI yang bertugas sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Inf Tri Saktiyono, Mayor Laut (E) Danny Bachtera, Mayor Adm Mirza Hus'an, Mayor Arh I Made Kusuma Dhyana Graha, Mayor Tek Lully Hermawan, dan Kapten Laut (E) Ertawan Juliadi. Periode Penugasan Konga XXII/G ini terhitung mulai tanggal 9 Pebruari 2008 sampai dengan 8 Pebruari 2009.

Kontingen Garuda XXII/H berjumlah 3 personel TNI yang bertugas sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Arm Ari Estefanus , Mayor Laut (P) Robert Marpaung , Mayor Lek Johni Purwnato. Periode penugasan Konga XXII-H/08 terhitung mulai 23 Agustus 2008 - 22 Agustus 2009. Dengan Tugas pokok : Monitorir , Verifikasi dan Implementasi CPA ( Comprehensive Peace Agreement ) dengan sasaran yaitu Proses Gencatan senjata , Proses DDR ,Sensus , Pemilu dan Referendum. Dalam kurun tersebut terjadi beberapa peristiwa penting : Indictment Presiden Baasyir, Malakal Assault , PCA Abyei dan penolakan hasil Pemilu oleh SPLM.

Kontingen Garuda XXII/I berjumlah 3 personel TNI yang bertugas sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Inf Freddino Silalahi, Mayor Laut (adm) Tarmizi dan, Mayor (psk) Nana Setiawan. Periode Penugasan Konga XXII/I ini terhitung mulai tanggal 4 September 2008 sampai dengan 3 September 2009. Tugas Pokok para Milobs adalah mengawasi gencatan senjata antara tentara SAF (pemerintah)& SPLA (pemberontak)untuk mendukung pelaksanaan Referendum pada tahun 2011 nantinya.

Kontingen Garuda XXIII/A

Konga XXIII/A bertugas sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) dan rencananya akan berangkat pada akhir September 2006 tetapi kemudian ditunda karena PBB menunda keberangkatan pasukan perdamaian dari negara-negara Asia sehingga akhirnya pasukan dikembalikan lagi ke kesatuannya masing-masing. Kontingen Garuda XXIII/A dipimpin oleh Kolonel Surawahadi dan terdiri dari 850 personel TNI. Anak pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono juga ikut serta dalam pasukan ini.

Kontingen Garuda XXIV

Bertugas dalam pengawasan Pemilu di Nepal.

Kontingen Garuda XXV

Bertugas di UNIFIL sebagai Satgas POM di sektor timur (INDO SEMPU)

Kontingen Garuda XXVI

Menyusul keberhasilan penugasan Kontingen Garuda XXIII bersama dengan UNIFIL, sekaligus dalam rangka memperbesar peran serta Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian di Lebanon Selatan dan atas permintaan PBB, maka dikirimkan pasukan tambahan Indonesia untuk melaksanakan tugas sebagai satuan Force Headquarter Support Unit (FHQSU) dan INDO Force Protection Company (INDO FP Coy) berjumlah 200 orang. Tugas yang diemban berbeda dengan Konga XXIII (INDOBATT) yang merupakan satuan Yonif Mekanis yang memiliki wilayah operasi di sekor timur UNIFIL, Konga XXVI merupakan satuan yang bertugas untuk mendukung pelayanan dan pengamanan di UNIFIL HQ - Naqoura. Konga XXVI-A tiba pertama kali di Naqoura pada tanggal 31 Oktober 2008, dipimpin oleh Kolonel Mar Saud P. Tamba Tua.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kontingen_Garuda

PBB anugerahi UN BREVET kepada Pasukan Garuda Kongo

Kontingen Garuda XX-F/MONUC menerima “UN Brevet” dari PBB dalam upacara sekaligus peringatan HUT ke-64 Tentara Nasional Indonesia di Dungu-Negara Republik Demokratis Kongo, hari Senin (5/10). Upacara tersebut sekaligus acara pelaporan kenaikan pangkat personel Satgas Kontingen Garuda XX-F yang memperoleh penghargaan dari negara untuk naik pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat sebelumnya.

Pasukan Upacara

Pasukan Upacara 2

Pasukan Upacara 3

UN Brevet adalah penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada Kontingen Indonesia sebagai salah satu satuan zeni yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian dunia. Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-F memiliki mandat untuk mendukung pentahapan misi PBB guna menghentikan konflik dan menciptakan perdamaian di Negara Republik Demokratik Kongo.

Brevet UN

Penyematan Brevet

Bahkan misi PBB di Kongo (MONUC) melalui Force Engineer (pimpinan tertinggi bidang zeni) menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada kontingen Indonesia atas dedikasi dan upaya konkrit dalam melaksanakan mandat PBB, yaitu membangun infrastruktur bernilai strategis seperti pembuatan dan perawatan bandar udara, pembangunan dan perawatan rute-rute utama pengerahan personel dan penyaluran suplai logistik, pembuatan kantor, markas maupun camp bagi kontingen dan staf MONUC, pembangunan lokasi DDRRR (Disarmament, Demobilization, Repatriation, Resettlement, Reintegration) serta fasilitas lainnya yang secara tidak langsung berdampak positif bagi pergerakkan roda perekonomian di Negara yang kerap dilanda konflik tersebut.

Saat ini terdapat 174 prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-F. Mereka bertugas bersama sekitar 17.000 pasukan penjaga perdamaian PBB lainnya dalam MONUC (Mission de l’Organisation des Nations Unies en République Démocratique du Congo /misi PBB di Kongo).

“UN Brevet” merupakan kebanggan tersendiri bagi prajurit TNI yang bertugas di Kongo karena tidak semua personel militer Indonesia yang tergabung dalam misi PBB bisa memperoleh penghargaan itu. Seperti yang disampaikan oleh Irjen Dephan RI-Letjen TNI Safzen Noerdin saat berkunjung ke camp Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-F beberapa waktu lalu, “Pemberian medali oleh PBB merupakan suatu kebanggaan dan kesejahteraan bagi prajurit yang bertugas sebagai peace keeper (pasukan penjaga perdamaian)”.

Brevet UN berupa sayap emas mengapit benteng serta simbol PBB dan tulisan MONUC melambangkan kesiapsiagaan pasukan zeni dengan mobilitas yang tinggi untuk melaksanakan mandat PBB di setiap wilayah yang di landa konflik di Kongo. Hal tersebut senada dengan upaya nyata pasukan Garuda XX-F dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi bangunan, konstruksi jalan, pembuatan dan pemeliharaan lapangan terbang, pekerjaan drainase, pendeteksian dan pengamanan ranjau, serta pengamanan dan penghancuran munisi dan bahan peledak di wilayah yang berbeda-beda selama masa penugasan di Kongo.

Dalam sambutannya pada upacara tersebut, Komandan Satgas mengajak seluruh personel Kontingen Garuda XX-F untuk menjadikan penghargaan UN tersebut sebagai kebanggaan dan motivasi dalam meningkatkan prestasi kerja dan pengabdian kepada bangsa, negara serta masyarakat dan dunia internasional.

Dalam upacara memperingati HUT TNI dan penyematan UN Brevet itu, bertindak sebagai komandan upacara adalah Kapten Inf Leo Sugandi dan inspektur upacara adalah Komandan Satgas-Mayor Czi Sugeng Haryadi Yogopranowo. SP-50/X/Konga XX-F/MONUC.

Sumber: Pralangga.org

Hari Pertama Kursus Bahasa Indonesia di Kairo

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo, Mesir pada 26 September 2009 menerima siswa-siswi baru kursus Bahasa Indonesia di Wisma Indonesia (PUSKIN). Sebanyak 120 warga negara Mesir berprofesi antara lain pemandu, guru, peneliti, pengusaha, wartawan, pengacara, penterjemah, mahasiswa pasca sarjana/S1 dan pelajar SMA ikut program ini. Siswa-siswi dimaksud dibagi dalam 10 kelas masing-masing berisi 12 murid. Pelajaran pertama yang diberikan kepada mereka adalah pengenalan alfabet dan lafal Bahasa Indonesia. Pelajaran ini diberikan karena di Mesir mereka umumnya menggunakan lafal bahasa dan tulisan Arab.

Sebelum pembagian kelas, diadakan acara perkenalan antara murid-murid dengan Fungsi Penerangan dan Sosial-Budaya, Atase Pendidikan Nasional KBRI Kairo dan Kepala Sekolah Indonesia Kairo. Dalam kata sambutan mewakili Duta Besar RI Kairo A.M. Fachir yang dikemukakan oleh Atdiknas menyampaikan mengenai kehidupan masyarakat Indonesia yang banyak kesamaan dengan masyarakat Mesir, pluralisme dan toleransi kehidupan beragama di Indonesia. Menurut masyarakat Mesir yang pernah ke Indonesia, Indonesia adalah surga dunia, memiliki keindahan panaroma alam dan beraneka ragam budaya. Diharapkan dengan peran KBRI Kairo sebagai "bridge builder" memberikan kursus Bahasa Indonesia para siswa-siswi ini akan mendapat manfaat bagi dirinya untuk mengembangkan "people-to-people contact" dan mengisi hubungan bilateral Indonesia-Mesir, yang saling melengkapi.

Seorang siswa bernama Mustafa mengakui bahwa ketertarikan untuk belajar Bahasa Indonesia karena Indonesia dikenal sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, memiliki keramahtamahan yang tinggi serta menjalankan ajaran agama dengan baik. Untuk itu, ia ingin lebih mengetahui tentang budaya dan bahasa Indonesia, sehingga bisa bergaul dan berkomunikasi dengan orang Indonesia.

Minat masyarakat Mesir ingin belajar Bahasa Indonesia sangat besar, hal ini terlihat dari jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 286 orang. Karena keterbatasan fasilitas, KBRI Kairo membagi peserta dimaksud dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai bulan September - Nopember 2009. (Sumber: KBRI Kairo)

Solidaritas untuk Putra-Putri Korban Bencana Alam di Indonesia yang Berada di Mesir

Duka akibat bencana alam yang terjadi di tanah air dirasakan pula oleh masyarakat Indonesia di Mesir. Sejak bencana alam di Jawa Barat, 2 September 2009, Duta Besar RI A.M.Fachir beserta staff KBRI Kairo, masyarakat Indonesia dan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI), telah bahu-membahau menggalang dana bantuan kemanusiaan untuk para korban.

Bantuan bagi para korban itu diarahkan kepada keluarga atau putra-putra mereka yang saat ini tengah menuntut ilmu di Mesir. Bagaimanapun juga, musibah bencana alam itu secara langsung akan berdampak pada kelangsungan hidup para mahasiswa tersebut yang selama ini bergantung pada dukungan keluarga mereka di tanah air.

Sebagai wujud solidaritasnya, Keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat menyelenggarakan Malam Peduli Korban Gempa Bumi Jawa Barat 3 Oktober lalu. Hasil pengumpulan dana dari staf KBRI Kairo dan masyarakat Indonesia sebesar LE 6.744, 75,- (sekitar Rp.13,5 juta) diserahkan oleh Counsellor Fungsi Penerangan dan Sosial-Budaya mewakili Duta Besar RI A.M.Fachir kepada anak-anak korban.

Pada malam penyerahan dana bantuan korban untuk mahasiswa asal Jawa Barat itu, atas arahan Duta Besar, disampaikan pula bahwa kini seluruh staf KBRI Kairo sedang menggalang dana untuk korban gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat. Diharapkan bersama Tim Peduli Gempa Sumbar yang dibentuk Keluarga Mahasiswa Minang dapat dikumpulkan bantuan untuk meringankan beban penderitaan

delapan mahasiswa asal Sumatera Barat di Mesir yang keluarganya menjadi korban, baik korban jiwa maupun harta benda. Solidaritas dan bantuan untuk anak-anak korban bencana alam di Jawa Barat dan di Sumatera Barat yang ada di Mesir itu diharapkan dapat membantu mereka menenangkan diri dalam menghadapi musibah sekaligus menjaga semangat mereka untuk tetap fokus pada studi dan berhasil dengan hasil yang membanggakan. (Sumber: KBRI Kairo)
fashion wanita